Membangun bisnis bukanlah hal yang mudah, apalagi jika kamu mengelola Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Tantangannya bisa datang dari berbagai sisi—keuangan, operasional, hingga pemasaran. Tapi, bukan berarti tidak bisa! Trial and error sudah menjadi bagian dari perjalanan bisnis, dan setiap tantangan yang dihadapi dapat menjadi pelajaran berharga untuk bertumbuh.
Bagi kamu yang sedang atau ingin memulai UMKM, memahami berbagai kendala yang umum dialami para pelaku UMKM sangat penting. Dengan mengetahui tantangan yang umum dihadapi, kamu dapat lebih siap dalam menyusun strategi dan menghindari hambatan yang berpotensi menghambat pertumbuhan bisnis.
Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai kendala utama yang sering dihadapi UMKM serta solusi strategis yang dapat diterapkan untuk mengatasinya. Yuk, pahami lebih dalam agar bisnismu bisa berkembang secara optimal!
7 Kendala yang Umum Dihadapi Pelaku UMKM dan Solusinya
Berikut ini adalah kendala yang biasanya dialami oleh pelaku UMKM saat menjalankan bisnisnya dan solusi yang bisa kamu ambil.
1. Kendala dalam Merekrut Karyawan dan Mengembangkan Tim
Bisnis UMKM memerlukan karyawan yang serba bisa karena keterbatasan anggaran. Akan tetapi, menemukan individu yang dapat bekerja dalam lingkungan yang dinamis tidaklah mudah. Apalagi, jika harus bersaing dengan perusahaan besar yang menawarkan gaji dan fasilitas lebih menarik.
Solusinya:
Untuk mengatasi kendala ini, UMKM dapat menawarkan keuntungan lain yang tidak selalu ada di perusahaan besar, seperti jam kerja yang lebih fleksibel dan suasana kerja yang lebih kekeluargaan.
Selain itu, penting juga untuk membantu karyawan baru agar lebih cepat memahami pekerjaannya, misalnya dengan memberikan arahan yang jelas dan bimbingan langsung dari pemilik usaha atau tim yang lebih senior.
Supaya karyawan tetap semangat bekerja, UMKM juga bisa memberikan pelatihan dan kesempatan untuk berkembang, sehingga mereka merasa dihargai dan betah bekerja dalam jangka panjang.
Baca juga: Cara Meningkatkan Retensi Karyawan
2. Kendala Keuangan dan Manajemen Arus Kas
Berikutnya, masalah keuangan menjadi tantangan bagi UMKM. Keterlambatan pembayaran dari pelanggan, pengeluaran tak terduga, dan pencatatan keuangan yang kurang rapi dapat menyebabkan arus kas tidak stabil.
Tanpa perencanaan keuangan yang baik, bisnis bisa mengalami kesulitan dalam operasional sehari-hari.
Solusinya
Untuk mengatasinya, pemilik usaha perlu lebih disiplin dalam mengelola anggaran dan memangkas pengeluaran yang tidak perlu.
Jika membutuhkan tambahan dana, UMKM bisa mencari alternatif seperti pinjaman usaha, investasi, atau program bantuan dari pemerintah.
Selain itu, menggunakan software keuangan juga dapat membantu pengelolaan keuangan agar lebih rapi dan efisien. Dengan platform seperti Kyrim, UMKM dapat lebih mudah memantau arus kas, mengelola pembayaran, serta memastikan tidak ada tagihan yang terlewat atau pembayaran yang terlambat.
3. Kendala dalam Menarik dan Mempertahankan Pelanggan
Persaingan yang ketat dengan perusahaan besar membuat UMKM sulit menarik perhatian pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan lama.
Keterbatasan anggaran pemasaran juga menjadi hambatan dalam membangun brand awareness.
Solusinya
Untuk mengatasi hal ini, UMKM perlu memahami kebutuhan pelanggan terlebih dahulu dengan melakukan riset pasar. Dengan begitu, strategi pemasaran yang diterapkan bisa lebih tepat sasaran.
Selain itu, memberikan layanan pelanggan yang baik juga sangat penting. Pelanggan cenderung kembali jika merasa dihargai dan mendapatkan pengalaman positif.
Untuk meningkatkan loyalitas, UMKM bisa menawarkan program khusus, seperti diskon bagi pelanggan setia atau promo berbasis referral. Di sisi lain, produk atau layanan yang memiliki nilai tambah dibandingkan kompetitor juga akan membuat pelanggan lebih tertarik untuk tetap memilih bisnis tersebut.
4. Tantangan dalam Pemasaran Digital
Banyak UMKM masih kesulitan dalam membangun strategi pemasaran digital yang efektif. Persaingan yang ketat di dunia online, kurangnya pemahaman tentang pemasaran digital, serta keterbatasan anggaran sering kali membuat UMKM sulit menjangkau target audiens secara optimal.
Solusinya
Untuk memaksimalkan pemasaran digital, UMKM perlu memiliki strategi yang jelas, mulai dari menentukan target audiens, memilih platform yang paling sesuai, hingga menetapkan tujuan pemasaran yang realistis.
Media sosial seperti Instagram, Facebook, dan TikTok dapat dimanfaatkan untuk membangun brand awareness dengan biaya yang terjangkau.
Selain itu, mengoptimalkan SEO (Search Engine Optimization) juga penting agar bisnis lebih mudah ditemukan di mesin pencari.
Jika memiliki anggaran lebih, UMKM juga bisa menggunakan iklan berbayar seperti Google Ads atau Facebook Ads dengan pengaturan budget yang fleksibel agar dapat menjangkau audiens yang lebih spesifik.
5. Manajemen Inventaris dan Aset
Seiring pertumbuhan bisnis, UMKM akan menghadapi tantangan dalam mengelola stok barang dan aset yang dimiliki.
Tanpa sistem pencatatan yang baik, bisnis bisa mengalami masalah seperti kelebihan stok yang menyebabkan penumpukan barang atau justru kekurangan stok yang menghambat penjualan.
Selain itu, jika UMKM memiliki aset seperti kendaraan operasional, peralatan produksi, atau perangkat digital, maka perlu dipastikan bahwa aset tersebut digunakan secara optimal dan dirawat dengan baik. Kesalahan dalam manajemen inventaris dan aset dapat mengakibatkan pemborosan biaya serta menurunkan efisiensi operasional.
Solusinya
Untuk mengatasi hal ini tanpa harus berinvestasi pada software mahal, UMKM dapat memanfaatkan alat sederhana seperti Google Sheets atau Excel untuk mencatat stok barang dan pergerakannya.
Jika bisnis masih berskala kecil, pencatatan manual menggunakan buku catatan atau tabel yang terstruktur juga bisa menjadi solusi yang cukup efektif.
Selain itu, UMKM dapat menggunakan sistem kode warna atau label sederhana untuk mengelompokkan barang berdasarkan kategori, tanpa perlu mengeluarkan biaya untuk barcode.
Agar stok tetap terkendali, audit inventaris juga perlu dilakukan secara rutin, meskipun hanya dengan metode manual seperti pencocokan stok fisik dengan catatan yang ada.
6. Kesulitan Mendelegasikan Tugas
Banyak pemilik UMKM mengalami kesulitan untuk mendelegasikan tugas kepada karyawannya. Mereka terbiasa mengelola semua aspek bisnis sendiri dan khawatir bahwa karyawan tidak akan dapat melakukan tugas dengan standar yang sama.
Padahal, jika tugas tidak didelegasikan dengan baik, pemilik dapat mengalami burnout dan operasional bisnis menjadi tidak efisien. Selain itu, kurangnya delegasi dapat menghambat pertumbuhan bisnis karena pemilik terlalu sibuk dengan tugas harian dan tidak bisa fokus pada strategi jangka panjang.
Solusinya
Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi tugas mana yang bisa dikerjakan oleh karyawan, terutama pekerjaan operasional yang tidak membutuhkan keputusan strategis.
Untuk memastikan tugas dapat dilakukan dengan baik, pemilik usaha juga dapat membuat panduan kerja sederhana atau Standard Operating Procedure (SOP), sehingga setiap karyawan memiliki pedoman yang jelas dalam menjalankan tugasnya.
7. Mengikuti Perkembangan Teknologi
Dalam era digital, teknologi berkembang dengan sangat cepat, dan kebanyaakan pelaku UMKM merasa kesulitan untuk mengikutinya.
Keterbatasan anggaran, kurangnya pengetahuan teknis, serta resistensi terhadap perubahan sering menjadi hambatan utama dalam adopsi teknologi baru.
Padahal, penggunaan teknologi yang tepat dapat meningkatkan efisiensi, memperluas jangkauan pasar, dan memberikan pengalaman pelanggan yang lebih baik.
Solusinya
UMKM tidak harus mengadopsi semua inovasi teknologi yang ada. Sebaliknya, fokus pada solusi yang benar-benar bermanfaat sesuai kebutuhan bisnis. Misalnya, penggunaan sistem kasir digital untuk mempercepat transaksi, platform e-commerce untuk menjangkau lebih banyak pelanggan, atau software keuangan untuk mengelola keuangan dengan lebih rapi.
Mempersiapkan UMKM untuk Bertumbuh Bersama Kyrim
Salah satu aspek terpenting dalam pertumbuhan UMKM adalah pengelolaan keuangan yang baik. UMKM yang berkembang sering kali mengalami peningkatan volume transaksi, baik dalam penerimaan pembayaran maupun pengeluaran bisnis.
Tanpa sistem yang efisien, arus kas bisa menjadi tidak terkontrol, menyebabkan masalah keuangan yang berisiko terhadap kelangsungan bisnis.
Bagaimana Kyrim Membantu UMKM?
- Menghemat Biaya Transfer Internasional: Jika UMKM melakukan transaksi dengan pemasok atau klien di luar negeri, Kyrim menawarkan solusi transfer uang yang lebih hemat dibandingkan bank konvensional.
- Mengelola Arus Kas dengan Lebih Baik: Dengan fitur yang mempermudah pencatatan dan pelacakan transaksi, bisnis dapat mengetahui ke mana uang mereka mengalir.
- Meningkatkan Efisiensi Pembayaran: Kyrim memungkinkan pembayaran yang lebih cepat dan mudah, mengurangi risiko keterlambatan pembayaran kepada pemasok.
- Keamanan dan Transparansi: Semua transaksi dilakukan dengan sistem yang aman dan transparan, memastikan bisnis dapat beroperasi dengan tenang tanpa khawatir kehilangan dana akibat kesalahan pembayaran atau biaya tersembunyi.
Dengan memanfaatkan solusi keuangan seperti Kyrim, UMKM dapat fokus pada pertumbuhan bisnis tanpa harus terbebani oleh kompleksitas administrasi keuangan.