Kyrim - Menghitung dan Meningkatkan Accounts Receivable Turnover dengan Mudah

Menghitung & Meningkatkan Accounts Receivable Turnover dengan Mudah

Terlambatnya pembayaran dari pelanggan adalah salah satu tantangan terbesar dalam manajemen piutang usaha (accounts receivable atau AR) dan sering menjadi sumber stres bagi tim keuangan.

Di sinilah Accounts Receivable Turnover Ratio (AR Turnover Ratio) berperan penting. Rasio ini mengukur seberapa cepat perusahaan mengonversi piutang menjadi kas, yang berguna untuk mengevaluasi efektivitas pengelolaan piutang usaha. Sebab, jika piutang tidak dikelola dengan baik, arus kas dapat terganggu dan berisiko membahayakan stabilitas bisnis.

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang AR Turnover Ratio, mulai dari definisi, cara menghitungnya, hingga strategi untuk meningkatkannya.

Apa Itu Accounts Receivable Turnover?

Accounts Receivable Turnover atau AR Turnover Ratio adalah metrik keuangan yang mengukur seberapa cepat perusahaan dapat mengumpulkan pembayaran dari pelanggan atas penjualan kredit. Rasio ini juga dikenal sebagai Debtor’s Turnover Ratio atau Receivables Turnover Ratio.

Dalam operasional bisnis, terutama bagi perusahaan yang menjual produk atau layanan dengan sistem kredit, piutang usaha (accounts receivable) merupakan aset penting. Namun, jika pelanggan sering terlambat membayar atau tidak membayar sama sekali, hal ini bisa berdampak negatif pada arus kas dan stabilitas keuangan perusahaan. 

Oleh karena itu, AR Turnover menjadi alat yang berguna untuk mengevaluasi efektivitas kebijakan kredit dan efisiensi proses penagihan.

 

Baca juga: Cara Menghitung Account Payable Turnover

Mengapa AR Turnover Penting?

Rasio ini memberikan wawasan berharga bagi perusahaan dengan berbagai cara, antara lain:

1. Menunjukkan Efisiensi Penagihan

Rasio yang tinggi menandakan bahwa perusahaan mampu menagih piutang dengan cepat. Hal ini menunjukkan perusahaan memiliki kebijakan kredit yang sehat dan sistem penagihan yang efisien. 

Sebaliknya, rasio yang rendah bisa menjadi indikasi banyak faktur yang belum dibayar dalam waktu lama, yang dapat mengganggu stabilitas keuangan perusahaan.

2. Mengurangi Risiko Gagal Bayar

Memantau AR Turnover Ratio membantu perusahaan dalam mengidentifikasi pelanggan yang sering terlambat membayar, sehingga kebijakan kredit dapat disesuaikan untuk mengurangi risiko.

3. Menganalisis Penyebab Keterlambatan Pembayaran

AR Turnover Ratio dapat membantu perusahaan mengidentifikasi apa penyebab keterlambatan pembayaran pelanggan seperti:

  • Pelanggan mengalami kesulitan keuangan;
  • Kebijakan kredit perusahaan terlalu longgar;
  • Sistem penagihan yang kurang efektif; ataukah
  • Kurangnya tindak lanjut terhadap piutang yang jatuh tempo.

Dengan memahami penyebab keterlambatan, perusahaan bisa menyesuaikan kebijakan kredit dan strategi penagihan agar pembayaran lebih lancar.

3. Mengidentifikasi Potensi Masalah Arus Kas

Jika pelanggan terus menunda pembayaran yang memperburuk arus kas bisnis, perusahaan dapat mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban operasionalnya, seperti membayar gaji karyawan, membeli bahan baku, ataupun yang lainnya.

Dengan memantau AR Turnover Ratio secara berkala, perusahaan dapat mengantisipasi potensi masalah arus kas dan mengambil langkah-langkah preventif sebelum situasi yang tidak diinginkan terjadi.

Baca juga: Cara Mengelola Arus Kas Kecil

Cara Menghitung Accounts Receivable Turnover

Dua komponen yang berhubungan langsung dengan Accounts Receivable (AR) Turnover Ratio yaitu penjualan kredit bersih (net credit sales) dan rata-rata saldo piutang usaha (average accounts receivable).

Nah, rumus yang digunakan untuk menghitung Accounts Receivable Turnover Ratio adalah:

AR Turnover= Penjualan Kredit Bersih/Rata−rata Piutang Usaha

Di mana:

  • Penjualan Kredit Bersih = Total penjualan kredit – pengembalian penjualan – diskon dan potongan.
  • Rata-rata Piutang Usaha = (Piutang usaha pada awal periode + Piutang usaha pada akhir periode) ÷ 2

Setelah mendapatkan nilai AR Turnover Ratio, kita juga bisa mengonversinya ke dalam bentuk rata-rata hari penagihan (Accounts Receivable Turnover in Days) dengan rumus berikut:

AR Turnover in Days= 365/AR Turnover Ratio​

Langkah-Langkah Menghitung AR Turnover

1. Menentukan Penjualan Kredit Bersih

Karena AR Turnover hanya berfokus pada penjualan kredit, kita harus mengecualikan penjualan tunai. Kemudian, kita juga mengurangi pengembalian (returns), diskon, dan potongan harga dari total penjualan kredit.

Contoh:
Sebuah perusahaan memiliki data berikut selama satu tahun:

  • Total penjualan kredit: $3.000.000
  • Pengembalian penjualan: $100.000
  • Diskon dan potongan: $20.000

Maka, penjualan kredit bersihnya adalah:

Penjualan Kredit Bersih= 3.000.000−100.000−20.000= 2.880.000

2. Menghitung Rata-Rata Piutang Usaha

Rata-rata piutang usaha diperoleh dengan menghitung rata-rata saldo piutang pada awal dan akhir periode akuntansi.

Contoh:
Jika piutang usaha perusahaan adalah:

  • Saldo awal piutang usaha: $500.000
  • Saldo akhir piutang usaha: $475.000

Maka, rata-rata piutang usaha adalah:

Rata−rata Piutang Usaha= (500.000+475.000)/2 =487.500

3. Menggunakan Rumus AR Turnover Ratio

Dengan data di atas, kita bisa menghitung AR Turnover Ratio:

AR Turnover Ratio= 2.880.000/487.500= 5.9


4. Mengonversi AR Turnover Ratio ke Hari

Untuk mengetahui rata-rata hari yang dibutuhkan perusahaan dalam menagih piutang, gunakan rumus berikut:

AR Turnover in Days= 365/5.9 =61.9 (≈62 hari)

Hasil ini menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan membutuhkan 62 hari untuk menagih piutang dari pelanggannya.

Apa Arti dari Hasil Perhitungan Ini?

  • AR Turnover tinggi (angka besar) → Menunjukkan bahwa perusahaan dapat menagih piutang dengan cepat, yang berarti kebijakan kreditnya efektif dan pelanggan membayar tepat waktu.
  • AR Turnover rendah (angka kecil) → Mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami kesulitan dalam menagih piutang, yang bisa menyebabkan masalah likuiditas dan risiko gagal bayar.

Dengan memahami cara menghitung dan menginterpretasikan AR Turnover Ratio, perusahaan dapat mengevaluasi efisiensi penagihan mereka dan mengambil langkah-langkah strategisnya.

Berapa AR Turnover Ratio yang baik? Sebagai panduan umum:

  • AR Turnover Ratio ≥ 7 → Sangat baik, menandakan bahwa perusahaan menagih piutang lebih dari 7 kali dalam setahun (setiap 52 hari atau kurang).
  • AR Turnover Ratio antara 5 – 7 → Masih baik, tetapi ada ruang untuk perbaikan dalam kebijakan kredit.
  • AR Turnover Ratio ≤ 4 → Kurang baik, menunjukkan bahwa perusahaan perlu meningkatkan strategi penagihan atau meninjau ulang kebijakan kreditnya.


Cara Meningkatkan Accounts Receivable Turnover

Untuk meningkatkan AR Turnover, perusahaan dapat menerapkan berbagai strategi berikut:

1. Menetapkan Kebijakan Kredit yang Lebih Ketat

Salah satu alasan utama rendahnya AR Turnover adalah pemberian kredit yang terlalu longgar kepada pelanggan. Untuk mengatasi ini, perusahaan dapat:

  • Memastikan hanya pelanggan dengan riwayat pembayaran yang baik yang mendapatkan fasilitas kredit. 
  • Menetapkan batas kredit (credit limit) yang lebih rendah bagi pelanggan baru atau berisiko tinggi.
  • Mewajibkan pembayaran awal (down payment) untuk transaksi besar.

Dengan kebijakan yang lebih ketat, risiko piutang macet dapat dikurangi dan perputaran piutang bisa lebih cepat.

2. Mempercepat Proses Penagihan

Semakin cepat faktur dikirimkan, semakin cepat perusahaan dapat menerima pembayaran. Beberapa cara untuk mempercepat proses penagihan adalah:

  • Mengotomatiskan faktur dengan menggunakan software invoice seperti Kyrim, sehingga pelanggan bisa menerima dan membayar faktur dengan lebih mudah..
  • Mengirimkan faktur segera setelah barang atau jasa diterima pelanggan.

Dengan proses penagihan yang lebih cepat dan efisien, arus kas perusahaan pun menjadi lebih lancar.

Baca juga: Cara Menagih Pembayaran Invoice yang Baik dan Tetap Profesional

3. Menawarkan Diskon untuk Pembayaran Lebih Cepat

Strategi ini mendorong pelanggan untuk membayar lebih awal. Contoh skema diskon yang bisa diterapkan: 2/10, Net 30. Artinya, pelanggan mendapatkan diskon 2% jika membayar dalam 10 hari, tetapi tetap harus membayar penuh dalam 30 hari jika tidak menggunakan diskon.

4. Menyediakan Beragam Metode Pembayaran

Kemudahan pembayaran dapat meningkatkan peluang pelanggan membayar tepat waktu. Oleh karena itu, perusahaan sebaiknya menawarkan berbagai metode pembayaran, seperti:

  • Transfer bank dan virtual account
  • Kartu kredit atau debit
  • Dompet digital (e-wallet)
  • Autodebet atau pembayaran berulang

5. Melakukan Analisis Rutin terhadap Piutang

Perusahaan sebaiknya secara rutin memantau dan mengevaluasi piutang usahanya. Staf Account Receivable (AR) dapat melakukan analisis aging report untuk melihat piutang mana yang sudah mendekati atau melewati jatuh tempo.

Baca juga: Cara Menyusun Laporan Umur Utang dan Contohnya


Atur Cash Flow Perusahaan dengan Lebih Baik Bersama Kyrim

Rasio piutang usaha dan utang usaha adalah metrik penting untuk mengevaluasi kesehatan keuangan perusahaan. 

Setiap bisnis memerlukan keduanya untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang seberapa efisien perusahaan dalam mengelola arus kas masuk dan keluar. 

Gunakan Kyrim untuk mempermudah pengelolaan piutang usaha dan utang usaha dengan platform bawaan yang dirancang untuk mengoptimalkan manajemen keuangan perusahaan.

Sahid Sudirman Center Level 23
Jl. Jend. Sudirman Kav 86 Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat
DKI Jakarta

Lisensi

Sertifikasi

Terdaftar di

Asosiasi

PT Kiriman Dana Pandai 2024. All rights reserved