
Mengelola keuangan bisnis artinya memastikan kelangsungan operasional perusahaan. Salah satu bagian penting dari pengelolaan keuangan ini adalah memahami posisi dan fungsi accounts payable atau yang sering disebut sebagai utang usaha.
Banyak pemilik bisnis baru yang merasa bingung apakah utang usaha termasuk dalam kategori aset atau liabilitas dalam pembukuan.
Jawabannya sebenarnya cukup sederhana: utang usaha adalah liabilitas.
Namun, untuk benar-benar memahami mengapa utang usaha masuk dalam kategori tersebut, penting bagi kita untuk mengenal lebih jauh konsep aset, liabilitas, dan bagaimana cara mengelola utang usaha agar arus kas perusahaan dalam kondisi yang stabil.
Utang usaha, atau yang dalam bahasa Inggris disebut accounts payable (A/P), adalah kewajiban keuangan jangka pendek yang harus dibayarkan oleh perusahaan atas barang atau jasa yang telah diterima.
Biasanya, utang usaha timbul saat perusahaan membeli bahan baku, inventaris, atau menggunakan jasa dari pihak ketiga, tetapi pembayarannya dilakukan di kemudian hari sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan manufaktur membeli bahan mentah dari pemasoknya dan diberikan jangka waktu pembayaran 30 hingga 90 hari.
Untuk lebih memahami utang usaha, berikut adalah beberapa ciri utamanya:
Baca juga: Tantangan yang Sering Dihadapi Staf Account Payable
Pengelolaan utang usaha (accounts payable management) adalah proses yang mencakup pengelolaan tagihan dan faktur, memastikan pembayaran dilakukan tepat waktu sesuai dengan kesepakatan, serta menjaga transparansi dan akurasi dalam pencatatan keuangan perusahaan.
Tanpa pengelolaan yang baik, perusahaan berisiko menghadapi denda keterlambatan, hubungan yang buruk dengan pemasok, atau bahkan gangguan pada operasional bisnis.
Nah, berikut ini adalah tahapan dan cara mengelola utang usaha yang baik:
Staf account payable menerima invoice/faktur dari pemasok atau vendor. Setelah itu, pihaknya perlu melakukan verifikasi faktur yang diterima, apakah sudah sesuai dengan pesanan pembelian (purchase order).
Baca juga: Apa itu Proforma Invoice? Ini Cara Membuatnya
Faktur yang diterima harus ditinjau dan divalidasi untuk memastikan keakuratannya. Hal ini mencakup pemeriksaan terhadap deskripsi barang/jasa, jumlah yang unit/barang, syarat pembayaran, dan apakah sudah sesuai dengan kontrak ataukah belum.
Faktur yang memiliki kesalahan atau ketidaksesuaian harus segera diklarifikasi dengan pemasok untuk mencegah penundaan pembayaran.
Setelah validasi selesai, faktur harus mendapatkan persetujuan. Proses ini sering kali melibatkan manajer keuangan atau departemen akuntansi untuk memastikan faktur tersebut sah dan sesuai dengan anggaran yang telah disetujui.
Faktur yang disetujui dicatat dalam buku besar sebagai kewajiban (liabilities) pada akun utang usaha. Proses pencatatan ini bertujuan untuk memastikan transaksi dicatat secara akurat dalam laporan keuangan perusahaan.
Saat tanggal jatuh tempo mendekat, staf account payable bertanggung jawab untuk memproses pembayaran kepada pemasok. Pembayaran dapat dilakukan melalui transfer bank, cek, atau metode lain yang disepakati.
Proses pengelolaan utang usaha memiliki fungsi dan tujuan, yaitu:
Pembayaran tepat waktu membangun reputasi yang baik dan membuka peluang negosiasi untuk syarat pembayaran yang lebih menguntungkan.
Proses yang terorganisir mengurangi risiko kesalahan pencatatan atau keterlambatan pembayaran yang dapat mengakibatkan denda.
Mengelola jadwal pembayaran utang usaha dengan baik memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan sumber daya keuangan secara optimal.
Aset adalah semua sumber daya yang dimiliki dan dikontrol oleh perusahaan, yang memiliki nilai finansial dan dapat digunakan untuk menghasilkan pendapatan di masa kini maupun masa depan.
Aset mencerminkan kekayaan perusahaan yang dapat digunakan untuk menjalankan operasional, berinvestasi, atau memenuhi kewajiban.
Aset dapat diklasifikasikan berdasarkan likuiditas, bentuk fisik, atau penggunaannya:
Liabilitas adalah kewajiban finansial yang dimiliki perusahaan kepada pihak lain, baik itu pemasok, bank, atau pemerintah.
Dengan kata lain, liabilitas mencerminkan utang atau tanggungan yang harus dibayar oleh perusahaan di masa mendatang.
Mengapa liabilitas terkadang dibutuhkan atau dianggap penting bagi perusahaan? Karena, liabilitas dapat membantu perusahaan memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk ekspansi atau operasi. Namun, harus tetap berhati-hati karena manajemen liabilitas yang buruk dapat membahayakan kesehatan keuangan perusahaan.
Liabilitas dapat dibagi menjadi dua kategori utama:
Ekuitas (equity) adalah perbedaan antara total aset dan total liabilitas. Dalam rumus sederhana:
Ekuitas = Aset – Liabilitas
Ekuitas mencerminkan nilai bersih perusahaan setelah semua kewajiban diselesaikan. Semakin besar aset dibandingkan liabilitas, semakin tinggi ekuitas perusahaan, yang menunjukkan kesehatan keuangan yang baik.
Baca juga: Cara Menghitung Rasio Utang (Debt Ratio)
Utang usaha, sebagai bagian dari liabilitas lancar, merupakan kewajiban yang timbul karena pembelian barang atau jasa berbasis kredit.
Meskipun mendukung operasional perusahaan, utang usaha tidak dapat dianggap sebagai aset karena mewakili kewajiban yang harus dibayar dalam jangka pendek.
Berikut adalah penjelasan mendalam tentang mengapa utang usaha dikategorikan sebagai liabilitas:
Utang usaha dicatat dalam akun liabilitas karena merepresentasikan kewajiban perusahaan untuk membayar barang atau jasa yang telah diterima tetapi belum dibayarkan.
Proses pencatatannya mengikuti prinsip dasar akuntansi dengan mencerminkan transaksi dalam buku besar sebagai:
Sebagai liabilitas lancar, utang usaha biasanya memiliki periode jatuh tempo yang relatif singkat, antara 30 hingga 90 hari.
Hal ini memberikan fleksibilitas bagi perusahaan dalam mengelola arus kas, karena memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan dana yang tersedia untuk kebutuhan lain sebelum kewajiban jatuh tempo.
Dalam laporan keuangan akuntansi, utang usaha dicatat di bawah liabilitas lancar pada neraca keuangan. Posisi ini mencerminkan kewajiban jangka pendek perusahaan yang harus dilunasi dalam waktu kurang dari satu tahun.
Baca juga: Cara Membuat Laporan Umur Utang dan Contohnya
Dengan menempatkan utang usaha di kategori ini, perusahaan dapat memberikan gambaran yang jelas tentang kewajiban jangka pendeknya kepada pihak eksternal, seperti pemegang saham dan kreditor.
Untuk memahami bagaimana utang usaha dicatat dan memengaruhi laporan keuangan, mari kita bahas skenario yang relevan berikut.
PT Nusantara Jaya Foods adalah perusahaan besar yang memproduksi makanan beku untuk pasar domestik dan ekspor. Untuk meningkatkan kapasitas produksi, perusahaan memesan 10 unit mesin pendingin dari distributor besar dengan total nilai Rp1 miliar. Pembayaran dilakukan dengan skema kredit selama 60 hari.
Pencatatan Akuntansi di Buku Besar PT Nusantara Jaya Foods
1. Saat Transaksi Terjadi:
Ketika mesin pendingin diterima, pencatatan di buku besar mencerminkan peningkatan aset tetap perusahaan sekaligus mencatat kewajiban pembayaran kepada distributor.
2. Ketika Pembayaran Dilakukan Secara Bertahap:
Dalam skema pembayaran kredit bertahap, perusahaan melakukan pembayaran sebagian sesuai jadwal yang disepakati. Sebagai contoh:
a. Pada hari ke-30, PT Nusantara Jaya Foods membayar 50% dari utang, yaitu Rp500 juta.
b. Pada hari ke-60, perusahaan melunasi sisa utang sebesar Rp500 juta.
Mengelola utang usaha (accounts payable) secara manual sering kali menjadi tantangan bagi banyak perusahaan.
Proses manual tidak hanya memakan waktu tetapi juga rentan terhadap kesalahan manusia, keterlambatan pembayaran, dan kurangnya visibilitas terhadap kewajiban keuangan perusahaan.
Kyrim, sebuah platform spend management, dirancang untuk membantu bisnis mengelola utang usaha secara lebih efisien dan terstruktur. Dengan berbagai fitur canggih yang mendukung proses pengelolaan utang usaha, Kyrim menjadi solusi ideal bagi perusahaan yang ingin memodernisasi sistem keuangannya.
Sahid Sudirman Center Level 23 Jl. Jend. Sudirman Kav 86 Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat DKI Jakarta