Kyrim - Bagaimana CFO dan Direktur Keuangan Menyusun Kebijakan Treasury yang Efektif

Bagaimana CFO dan Direktur Keuangan Menyusun Kebijakan Treasury yang Efektif?

Chief Financial Officer (CFO) dan Direktur Keuangan memiliki tugas strategis, termasuk menyusun kebijakan treasury. Kebijakan ini mencakup pengelolaan likuiditas, aset, dan risiko keuangan untuk menjaga stabilitas finansial perusahaan.

Tanpa pengelolaan treasury yang baik, perusahaan bakal menghadapi kesulitan dalam menjaga arus kas, mengatasi fluktuasi pasar, atau bahkan terlewatkan dalam memanfaatkan peluang investasi yang seharusnya menguntungkan.

Namun, menyusun kebijakan treasury bukanlah hal yang sederhana. CFO dan Direktur Keuangan sering kali terfokus pada pengelolaan operasional sehari-hari, padahal penyusunan kebijakan ini membutuhkan perhatian khusus.

Selain itu, tantangan lainnya adalah dibutuhkan staf treasury yang kompeten untuk menjalankan kebijakan ini agar dapat diimplementasikan secara efektif.

Melalui artikel ini, kita akan membahas pentingnya kebijakan treasury, langkah-langkah menyusunnya, serta tugas staf treasury dalam mendukung implementasi kebijakan tersebut.

Dengan memahami hal ini, perusahaan dapat membangun kerangka kerja yang solid untuk pengelolaan keuangan, memastikan kelangsungan usaha, dan menciptakan pertumbuhan bisnis jangka panjang.

Apa Itu Kebijakan Treasury?

Kebijakan treasury adalah dokumen panduan yang mencakup prinsip, aturan, dan prosedur yang digunakan untuk mengelola keuangan perusahaan.

Tujuan utamanya adalah untuk memastikan perusahaan memiliki likuiditas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan operasional, mengurangi risiko keuangan, dan mengoptimalkan aset yang dimiliki.

Dengan adanya kebijakan ini, CFO dapat memiliki pendekatan yang terstruktur dalam mengelola keuangan, bahkan di tengah ketidakpastian pasar.

Baca juga: Rekomendasi Software CFO Yang Dibutuhkan Zaman Sekarang

Manfaat Kebijakan Treasury

Penerapan kebijakan treasury yang baik memberikan berbagai manfaat bagi perusahaan, yaitu:

1. Menjamin Likuiditas Operasional

Kebijakan treasury memastikan dana selalu tersedia untuk kebutuhan operasional sehari-hari. Tingkat likuiditas yang baik dapat membantu perusahaan menghindari masalah seperti keterlambatan pembayaran kewajiban dan gangguan operasional lainnya.

2. Mitigasi Risiko Keuangan

Kebijakan ini memberikan kerangka kerja untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola risiko keuangan. Dengan mitigasi risiko yang efektif, perusahaan dapat melindungi asetnya dari dampak negatif perubahan pasar.

Baca juga: 10 Strategi Mitigasi Risiko Bisnis

3. Meningkatkan Efisiensi dan Profesionalisme

Kebijakan treasury membantu tim keuangan bekerja dengan lebih efisien dan profesional. Dengan panduan yang jelas, proses pengambilan keputusan menjadi lebih cepat dan tepat sasaran.

4. Mendukung Keputusan Investasi yang Strategis

Kebijakan treasury memberikan pedoman dalam pengelolaan aset perusahaan. Pedoman ini mencakup alokasi aset ke berbagai jenis investasi, seperti pendapatan tetap atau instrumen pasar uang. Setiap alokasi disesuaikan dengan kebutuhan likuiditas dan toleransi risiko perusahaan.

Kapan Kebijakan Treasury Dibutuhkan?

Tidak semua perusahaan memiliki urgensi yang sama dalam menyusun kebijakan treasury. Biasanya, kebijakan ini menjadi penting pada tahap di mana perusahaan memiliki cadangan kas yang besar dan perlu dikelola dengan cermat.

Nah, berikut ini kondisi dimana biasanya kebijakan treasury dibutuhkan:

1. Tahap Awal Perusahaan

Fokus utama adalah memastikan operasional berjalan lancar dengan mengelola kas secara sederhana tanpa kebutuhan kebijakan formal yang kompleks.

Baca juga: Mengelola Kas Kecil Secara Efektif

2. Tahap Pendanaan Seri A/B atau Setelahnya

Ketika perusahaan telah menerima pendanaan yang signifikan (misalnya, lebih dari $10 juta) dan memiliki lebih dari 6-12 bulan runway operasional, saat itulah kebijakan treasury mulai menjadi kebutuhan strategis.

Baca juga: Perbedaan CFO dan VP of Finance, Kapan Keduanya Dibutuhkan Oleh Perusahaan?

Komponen Utama Kebijakan Treasury

Kebijakan treasury yang baik mencakup beberapa komponen utama berikut:

1. Preservasi Likuiditas

Pastikan perusahaan memiliki cukup dana untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek, seperti membayar gaji, vendor, dan biaya operasional lainnya.

2. Perlindungan Modal

Definisikan toleransi risiko untuk memastikan aset perusahaan tidak terpapar risiko investasi yang tidak terkendali.

3. Alokasi Aset Strategis

Tetapkan jenis aset yang dapat diinvestasikan, seperti obligasi pemerintah, surat berharga, atau deposito berjangka, dan sesuaikan dengan kebutuhan likuiditas perusahaan.

4. Pengelolaan Risiko Keuangan

Rancang strategi untuk menghadapi risiko suku bunga, nilai tukar, atau volatilitas pasar lainnya. Strategi ini dapat mencakup penggunaan instrumen derivatif atau diversifikasi portofolio.

Langkah-Langkah Menyusun Kebijakan Treasury

Menyusun kebijakan treasury merupakan proses strategis yang membutuhkan perhatian pada detail dan kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan di perusahaan.

Proses penyusunan kebijakan treasury membutuhkan kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan, seperti:

  • Tim Eksekutif
    Untuk memberikan arahan strategis dan mendukung implementasi kebijakan.
  • Dewan Direksi
    Untuk memastikan kebijakan treasury sejalan dengan visi dan tujuan jangka panjang perusahaan.
  • Staf Treasury
    Untuk menjalankan kebijakan dan memastikan eksekusi sesuai dengan pedoman yang ditetapkan.

Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil dalam menyusun kebijakan treasury yang efektif:

1. Menentukan Tujuan Utama

Kebijakan treasury harus dimulai dengan menetapkan tujuan utama yang ingin dicapai. Tujuan ini menjadi panduan untuk semua keputusan yang diambil dalam proses penyusunan dan implementasi kebijakan.

Dua tujuan utama yang harus diprioritaskan adalah:

  • Preservasi Likuiditas
    Pastikan perusahaan memiliki dana yang cukup untuk kebutuhan operasional jangka pendek, seperti gaji karyawan, pembayaran vendor, dan biaya operasional lainnya. Analisis kebutuhan likuiditas untuk 3, 6, dan 12 bulan ke depan menjadi dasar pengambilan keputusan.
  • Perlindungan Modal
    Identifikasi toleransi risiko perusahaan terhadap investasi. Kebijakan harus memastikan aset perusahaan terlindungi dari risiko kerugian besar akibat volatilitas pasar.

2. Membuat Kerangka Dasar Kebijakan

Kerangka dasar kebijakan mencakup panduan strategis untuk mengelola aset perusahaan secara optimal. Elemen utama dalam kerangka ini meliputi:

  • Alokasi Aset Strategis
    Tentukan jenis aset yang dapat diinvestasikan, seperti obligasi pemerintah, surat berharga, atau deposito berjangka. Pastikan diversifikasi aset untuk mengurangi risiko konsentrasi.
  • Durasi Investasi
    Tetapkan durasi investasi berdasarkan kebutuhan likuiditas perusahaan. Misalnya, investasi jangka pendek untuk kebutuhan kas dalam waktu dekat, dan investasi jangka panjang untuk tujuan strategis.
  • Diversifikasi Portofolio
    Pastikan portofolio terdiversifikasi berdasarkan jatuh tempo, sektor, dan penerbit aset untuk mengurangi risiko.

3. Mengidentifikasi Risiko Keuangan

Kebijakan treasury juga harus mencakup strategi mitigasi risiko keuangan, seperti:

  • Risiko Suku Bunga
    Fluktuasi suku bunga dapat memengaruhi nilai investasi dan biaya pendanaan. Strategi mitigasi, seperti penguncian suku bunga tetap, dapat membantu mengelola risiko ini.
  • Risiko Nilai Tukar
    Untuk perusahaan yang beroperasi secara internasional, perubahan nilai tukar mata uang dapat berdampak pada laba dan biaya operasional. Kebijakan dapat mencakup penggunaan instrumen lindung nilai (hedging) untuk mengelola risiko ini.
  • Risiko Likuiditas
    Pastikan perusahaan memiliki cadangan kas yang memadai untuk menghadapi keadaan darurat atau peluang investasi mendadak.

4. Menyusun Prosedur Implementasi

Kebijakan treasury harus mencakup prosedur implementasi yang jelas untuk memastikan eksekusi yang efektif. Prosedur ini meliputi:

  • Frekuensi Pemantauan dan Pelaporan
    Tentukan seberapa sering kinerja kebijakan akan ditinjau dan dilaporkan kepada manajemen dan Dewan Direksi.
  • Proses Pengambilan Keputusan
    Tetapkan siapa yang bertanggung jawab atas keputusan investasi, termasuk pembentukan komite treasury atau komite investasi jika diperlukan.
  • Opsi Revisi Kebijakan
    Kebijakan harus fleksibel untuk diadaptasi sesuai dengan perubahan kondisi pasar atau kebutuhan perusahaan.

5. Melakukan Evaluasi dan Penyesuaian Berkala

Setelah kebijakan treasury diterapkan, langkah terakhir adalah melakukan evaluasi berkala untuk memastikan efektivitasnya. Proses ini mencakup:

  • Peninjauan Kinerja
    Tinjau kinerja investasi dan pengelolaan aset secara rutin untuk memastikan hasil yang sesuai dengan tujuan kebijakan.
  • Penyesuaian Kebijakan
    Sesuaikan kebijakan jika terjadi perubahan signifikan pada pasar, regulasi, atau kebutuhan perusahaan.

 

Baca juga: Jenis Sertifikasi Akuntansi yang Dibutuhkan CFO

Tugas Dan Peran Staf Treasury

Staf treasury adalah profesional keuangan yang bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan perusahaan, termasuk likuiditas, kas, aset, dan risiko keuangan.

Mereka bekerja di bawah arahan tim eksekutif dan CFO untuk menjalankan kebijakan treasury yang telah dirancang.

Peran dan tugas staf treasury adalah sebagai berikut:

1. Pengelolaan Modal Kerja (Working Capital Management)

Staf treasury bertugas mengelola modal kerja perusahaan agar tetap mencukupi untuk kebutuhan operasional harian. Mereka memastikan saldo kas yang tersedia memadai untuk mendukung kelancaran aktivitas bisnis tanpa mengganggu investasi jangka panjang.

2. Pengelolaan Kas (Cash Management)

Tugas berikutnya adalah mengatur arus kas masuk dan keluar untuk memastikan likuiditas perusahaan tetap stabil. Staf treasury melakukan rekonsiliasi antara proyeksi kas dan kebutuhan aktual untuk meminimalkan kekurangan atau kelebihan dana.

Baca juga: 10 Langkah Memperbaiki Arus Kas Bisnis

3. Pengelolaan Investasi (Investment Management)

Staf treasury memiliki tugas untuk menempatkan kelebihan dana pada instrumen investasi yang sesuai dengan kebijakan treasury. Mereka memastikan investasi dilakukan pada produk dengan risiko rendah dan likuiditas tinggi, seperti obligasi pemerintah atau deposito berjangka.

4. Mitigasi Risiko Keuangan (Risk Management)

Menerapkan strategi untuk melindungi perusahaan dari risiko pasar, seperti fluktuasi nilai tukar atau perubahan suku bunga. Instrumen yang digunakan adalah lindung nilai (hedging) untuk meminimalkan dampak negatif dari risiko keuangan.

5. Menjalin Hubungan dengan Bank dan Pemangku Kepentingan

Menjalin hubungan baik dengan bank untuk memastikan akses mudah ke fasilitas kredit atau layanan keuangan lainnya. Staf treasury berkoordinasi dengan pemangku kepentingan internal dan eksternal terkait aktivitas keuangan perusahaan.

6. Membuat Proyeksi Keuangan (Cash Forecasting)

Menyusun proyeksi arus kas berdasarkan data historis dan estimasi kebutuhan masa depan. Staf treasury memberikan masukan kepada manajemen untuk mendukung pengambilan keputusan strategis.

Keterampilan yang Dibutuhkan oleh Staf Treasury

Untuk menjalankan tugasnya dengan optimal, staf treasury memerlukan keterampilan berikut:

1. Analisis Keuangan yang Mendalam

Kemampuan membaca data keuangan dan menghasilkan wawasan yang relevan untuk pengambilan keputusan.

2. Pemahaman tentang Instrumen Keuangan

Pengetahuan tentang berbagai instrumen investasi, seperti obligasi, pasar uang, dan derivatif.

3. Manajemen Risiko

Keahlian dalam mengidentifikasi dan mengelola risiko yang mungkin memengaruhi keuangan perusahaan.

4. Kemampuan Berkomunikasi

Kemampuan berkoordinasi dengan berbagai pihak, mulai dari tim internal hingga mitra eksternal seperti bank atau investor.

5. Pemahaman Teknologi Keuangan

Penguasaan alat dan sistem manajemen keuangan untuk meningkatkan efisiensi operasional.

Kebijakan treasury memberikan panduan strategis bagi perusahaan dalam mengelola likuiditas, aset, dan risiko keuangan. Dengan kerangka kerja yang jelas dan terukur, perusahaan dapat memastikan setiap keputusan keuangan diambil secara tepat.

Namun, efektivitas kebijakan ini bergantung pada dukungan staf treasury yang mumpuni untuk menerjemahkan kebijakan tersebut ke dalam aktivitas sehari-hari.

Untuk membantu staf treasury, tim keuangan di perusahaan harus didukung dalam menjalankan tugasnya. Salah satunya dengan mengimplementasikan Spend Management Platform Kyrim yang hadir sebagai solusi untuk mengelola pengeluaran bisnis.

Kyrim tidak hanya mempermudah pengelolaan pengeluaran bisnis melalui otomatisasi, tetapi juga meningkatkan transparansi, memungkinkan perusahaan fokus pada pertumbuhan dan inovasi tanpa terbebani oleh administrasi keuangan yang kompleks.

Sahid Sudirman Center Level 23
Jl. Jend. Sudirman Kav 86 Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat
DKI Jakarta

Lisensi

Sertifikasi

Terdaftar di

Asosiasi

PT Kiriman Dana Pandai 2024. All rights reserved