Dalam menjalankan operasional sehari-hari, perusahaan sering kali dihadapkan dengan berbagai jenis pengeluaran, salah satunya adalah biaya utilitas. Meskipun sering dianggap sebagai pengeluaran kecil, biaya ini dapat membengkak dan membebani anggaran operasional jika tidak dikelola dengan baik.
Biaya utilitas mencakup pengeluaran untuk layanan seperti listrik, air, gas, pembuangan limbah, internet, dan pemanas. Layanan ini merupakan kebutuhan dasar yang mendukung berbagai aktivitas perusahaan, mulai dari produksi, administrasi, hingga penjualan.
Nah, artikel ini akan membahas secara menyeluruh tentang apa itu biaya utilitas, kategori pengeluaran yang relevan, metode pencatatan, dan solusi untuk mengatasi tantangan yang sering dihadapi dalam mengelola biaya ini.
Biaya utilitas adalah pengeluaran yang timbul dari penggunaan layanan dasar yang diperlukan untuk mendukung operasional perusahaan.
Tanpa layanan ini, sebagian besar aktivitas perusahaan, mulai dari produksi hingga administrasi, tidak akan dapat berjalan dengan lancar.
Biaya utilitas memiliki ciri-ciri, yaitu:
Untuk lebih mudah memahaminya, kami berikan contoh biaya utilitas dalam perusahaan yang mencakup berbagai kebutuhan, tergantung pada bidang operasionalnya.
Dalam produksi, misalnya, listrik menjadi komponen penting untuk menjalankan mesin-mesin produksi, sementara air digunakan dalam berbagai proses manufaktur atau untuk membersihkan peralatan.
Di sisi administrasi, biaya utilitas meliputi internet yang mendukung komunikasi antar staf dan pendingin ruangan yang menjaga kenyamanan lingkungan kerja.
Sedangkan dalam aktivitas penjualan, biaya telepon sering digunakan untuk melayani pelanggan, dan internet menjadi penunjang utama operasional platform e-commerce.
Jenis-jenis biaya utilitas dapat dibagi menjadi beberapa kategori yang mampu membantu perusahaan memahami dan mengelola biaya ini secara strategis.
Berikut adalah penjelasan mengenai masing-masing jenis biaya utilitas:
Nilai utilitas waktu mencerminkan manfaat yang diperoleh perusahaan dari ketepatan waktu dalam penyediaan barang atau jasa.
Dalam situasi tertentu, perusahaan rela membayar lebih untuk layanan yang cepat demi memenuhi kebutuhan mendesak.
Sebagai contoh, perusahaan dapat memilih jasa pengiriman ekspres untuk memastikan bahan baku tiba tepat waktu sehingga target produksi dapat tercapai sesuai jadwal.
Utilitas kepemilikan mengacu pada kepuasan yang diperoleh dari memiliki aset atau fasilitas utilitas sendiri, dibandingkan dengan hanya menggunakan layanan pihak ketiga.
Sebagai contoh, perusahaan dapat membeli generator listrik untuk menghindari gangguan operasional akibat pemadaman listrik.
Investasi dalam utilitas kepemilikan seperti ini memberikan perusahaan kendali yang lebih besar atas operasionalnya, sekaligus mengurangi risiko ketergantungan pada penyedia layanan eksternal.
Utilitas tempat merujuk pada nilai yang diperoleh dari ketersediaan barang atau jasa di lokasi yang strategis atau mudah diakses.
Contohnya adalah penyediaan layanan internet tambahan di lokasi pabrik yang jauh dari pusat kota, atau instalasi sistem air bersih di lokasi terpencil untuk mendukung operasional produksi.
Dengan memastikan utilitas tersedia di tempat yang dibutuhkan, perusahaan dapat mendukung efisiensi operasional dan meningkatkan produktivitas.
Utilitas bentuk mengacu pada nilai yang diperoleh dari kualitas, bentuk, atau tampilan layanan atau fasilitas utilitas yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Sebagai contoh, perusahaan dapat berinvestasi dalam sistem HVAC modern untuk menjaga kenyamanan dan produktivitas di tempat kerja, atau meningkatkan fasilitas pembuangan limbah agar lebih ramah lingkungan dan efisien.
Utilitas bentuk memberikan manfaat berupa peningkatan efisiensi, kenyamanan, serta persepsi kualitas terhadap layanan atau produk yang dihasilkan perusahaan.
Pencatatan biaya utilitas memungkinkan perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi pengeluaran yang tidak perlu. Untuk caranya adalah sebagai berikut:
Dalam akuntansi, terdapat dua metode utama untuk mencatat biaya utilitas, yaitu metode akrual dan metode kas:
Biaya utilitas dicatat saat layanan digunakan, meskipun tagihan dari penyedia layanan belum diterima atau dibayarkan.
Pendekatan ini memberikan gambaran keuangan yang lebih akurat selama periode pelaporan karena biaya diakui sesuai dengan penggunaannya.
Sebagai contoh, jika perusahaan menggunakan listrik senilai Rp10 juta pada bulan Desember tetapi menerima tagihannya di bulan Januari, biaya tersebut tetap dicatat sebagai pengeluaran Desember.
Biaya utilitas dicatat saat tagihan dibayarkan, tanpa memperhatikan kapan layanan digunakan.
Metode ini lebih sederhana karena mencatat biaya langsung sesuai dengan arus kas keluar.
Misalnya, jika tagihan listrik diterima pada bulan Desember tetapi dibayarkan pada bulan Januari, biaya tersebut dicatat sebagai pengeluaran Januari.
Langkah berikutnya adalah mencatat biaya utilitas yang telah diidentifikasi ke dalam jurnal umum.
Format pencatatan biasanya berupa debit pada akun biaya utilitas dan kredit pada akun kas atau utang usaha, tergantung pada metode pembayaran.
Pencatatan ke dalam jurnal umum berguna untuk memastikan setiap pengeluaran tercatat secara terstruktur dalam sistem akuntansi perusahaan.
Setelah mencatat biaya dalam jurnal umum, tahap berikutnya adalah memindahkan nilai debit dan kredit tersebut ke akun buku besar yang relevan.
Sebagai contoh, biaya listrik kantor atau internet dapat dicatat dalam akun biaya operasional, sedangkan biaya listrik untuk mesin produksi biasanya dicatat dalam akun overhead pabrik.
Proses ini membantu memisahkan biaya berdasarkan fungsi atau aktivitas dalam perusahaan.
Langkah terakhir adalah melakukan rekonsiliasi, yaitu mencocokkan catatan perusahaan dengan tagihan yang diterima dari penyedia utilitas.
Proses ini bertujuan untuk memastikan akurasi pencatatan, sehingga tidak ada selisih antara laporan keuangan dan kondisi sebenarnya.
Jika ditemukan kesalahan pencatatan atau perhitungan, koreksi harus segera dilakukan agar laporan keuangan tetap andal dan sesuai standar akuntansi.
Dengan pengelolaan biaya utilitas yang baik, perusahaan dapat mengurangi pemborosan dan juga memaksimalkan efisiensi operasional.
Pengelolaan biaya utilitas yang baik melibatkan pemantauan, pengendalian, dan optimalisasi pengeluaran. Berikut adalah langkah-langkah utamanya:
Langkah pertama dalam pengelolaan utilitas adalah mengidentifikasi jenis layanan yang digunakan perusahaan, seperti listrik, air, gas, internet, atau pembuangan limbah.
Setelah itu, biaya utilitas perlu dipisahkan berdasarkan kategori pengeluaran, misalnya operasional, modal, penjualan, atau overhead pabrik.
Pemisahan ini memungkinkan perusahaan untuk memantau pengeluaran secara lebih terstruktur dan mengambil langkah spesifik untuk setiap kategori.
Pemanfaatan teknologi dapat membantu mengelola utilitas secara lebih efisien. Sistem pemantauan berbasis teknologi, seperti perangkat IoT, memungkinkan perusahaan melacak penggunaan utilitas secara real-time.
Selain itu, penggunaan perangkat hemat energi, seperti lampu LED atau mesin dengan sertifikasi efisiensi energi, dapat mengurangi pemborosan sekaligus menekan biaya operasional.
Berikutnya adalah menyusun anggaran utilitas yang realistis berdasarkan data historis dan proyeksi kebutuhan.
Cost control (pengendalian biaya) perlu dilakukan secara berkala untuk memastikan biaya utilitas tetap sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan. Dengan adanya anggaran yang terencana dan cost control yang bagus, perusahaan dapat mengantisipasi kenaikan biaya yang tidak terduga dan dapat mengelola dana dengan lebih baik.
Libatkan karyawan dalam pengelolaan biaya utilitas. Memberikan edukasi tentang pentingnya penghematan utilitas, seperti mematikan peralatan yang tidak digunakan.
Selain itu, kebijakan hemat energi yang jelas dan mudah dipatuhi oleh seluruh staf akan membantu menciptakan budaya hemat energi di tempat kerja.
Langkah terakhir adalah melakukan evaluasi secara berkala terhadap tagihan utilitas. Evaluasi ini berguna untuk memastikan tidak ada pemborosan atau kesalahan dalam penagihan.
Evaluasi juga membantu mengidentifikasi area di mana pengeluaran dapat diminimalkan tanpa mengorbankan efisiensi operasional perusahaan.
Dengan pendekatan ini, perusahaan dapat terus meningkatkan efisiensi sekaligus menjaga biaya utilitas tetap terkendali.
Masalah dalam pengelolaan biaya utilitas, meskipun sering dianggap sepele, dapat berdampak besar pada efisiensi dan profitabilitas perusahaan. Salah satu masalah yang sering muncul adalah kesalahan administrasi, seperti pencatatan yang tidak akurat, pembayaran ganda, atau keterlambatan pembayaran tagihan.
Masalah ini biasanya terjadi karena perusahaan tidak memiliki sistem pencatatan yang efisien.
Untuk mengatasi hal ini, perusahaan dapat menggunakan platform manajemen pengeluaran seperti Kyrim.
Platform ini memungkinkan pengelolaan biaya utilitas secara otomatis, mengurangi risiko kesalahan administrasi.
Dengan fitur seperti pelacakan pembayaran real-time dan rekonsiliasi otomatis, Kyrim memastikan setiap tagihan dicatat dengan benar dan dibayarkan tepat waktu, sehingga perusahaan dapat menghindari terlambatnya pembayaran ataupun pembayaran ganda.
Selain itu, perusahaan juga dapat menetapkan pengingat otomatis untuk pembayaran tagihan. Pengingat ini membantu mencegah keterlambatan pembayaran yang sering kali berujung pada denda tambahan.
Melalui solusi-solusi ini, perusahaan dapat mengurangi risiko kesalahan, meningkatkan efisiensi pengelolaan, dan memastikan biaya utilitas dikelola secara optimal untuk mendukung keberlanjutan operasional bisnis.
Sahid Sudirman Center Level 23 Jl. Jend. Sudirman Kav 86 Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat DKI Jakarta