Kyrim - Omset Penjualan, Definisi, Cara Menghitung, dan Strategi Meningkatkannya

Omset Penjualan: Definisi, Cara Menghitung, dan Strategi Meningkatkannya

Omset penjualan merupakan salah satu indikator utama yang mencerminkan pertumbuhan usaha. Semakin tinggi omset penjualan, semakin besar pula potensi keuntungan yang dapat diperoleh.

Namun, kamu mungkin pernah menghadapi situasi di mana penjualan meningkat, tetapi keuntungan tidak bertambah signifikan. Hal ini bisa terjadi karena kurangnya pemahaman dalam menghitung omset secara akurat atau tidak adanya strategi yang jelas untuk meningkatkan pendapatan. 

Untuk menghindari masalah ini, kamu perlu memahami bagaimana cara menghitung omset dengan benar dan menerapkan strategi yang bisa membantu meningkatkan pendapatan bisnis secara konsisten.

 

Apa Itu Omset Penjualan?

Omset penjualan, atau sales revenue, adalah total pendapatan yang diperoleh dari penjualan barang atau jasa dalam periode tertentu. Omset ini mencerminkan aktivitas bisnis utama suatu perusahaan sebelum dikurangi biaya operasional, pajak, atau pengeluaran lainnya. 

Dalam laporan keuangan, omset penjualan sering digunakan sebagai titik awal dalam menghitung laba bersih dan rasio keuangan lainnya.

 

Mengapa Memahami Omset Penjualan Itu Penting?

Omset penjualan bukan sekadar angka dalam laporan keuangan, tetapi juga mencerminkan kinerja sebuah bisnis. Pemahaman yang baik tentang omset dapat membantu pemilik bisnis dalam membuat keputusan yang lebih cerdas dan strategis.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa memahami omset penjualan sangat penting:

 

1. Menilai Kesehatan Finansial Bisnis

Jika omset stabil atau meningkat, ini menunjukkan bahwa bisnis memiliki pelanggan yang cukup dan strategi penjualannya berhasil. Sebaliknya, jika omset menurun, pemilik bisnis harus segera mengevaluasi penyebabnya dan mencari solusi yang tepat.

2. Membantu Pengambilan Keputusan Strategis

Dengan memahami omset penjualan, pemilik bisnis dapat mengidentifikasi pola dan tren dalam penjualannya. Data ini bisa digunakan untuk menentukan strategi pemasaran, menetapkan harga produk, serta merencanakan ekspansi bisnis. Keputusan yang didasarkan pada data penjualan yang akurat akan lebih efektif dibandingkan dengan asumsi atau perkiraan.

3. Mendukung Penganggaran dan Perencanaan

Dengan mengetahui jumlah pendapatan yang dihasilkan, bisnis dapat mengalokasikan anggaran dengan lebih efisien untuk operasional, pemasaran, pengembangan produk, dan kebutuhan lainnya. 

Perencanaan keuangan yang baik akan membantu bisnis dalam menghindari masalah likuiditas dan memastikan kelangsungan usaha.

4. Melacak Pertumbuhan dan Valuasi Bisnis

Investor dan pemangku kepentingan lainnya sering melihat omset penjualan sebagai salah satu indikator utama dalam menilai pertumbuhan dan nilai sebuah bisnis.

Bisnis dengan omset yang terus meningkat lebih menarik bagi calon investor karena menunjukkan potensi keuntungan yang lebih tinggi.

 

Cara Menghitung Omset Penjualan

Meskipun perhitungan omset penjualan cukup sederhana, metode perhitungannya dapat berbeda tergantung pada jenis bisnis.

Secara umum, rumus untuk menghitung omset penjualan adalah sebagai berikut:

 

1. Rumus Omset Penjualan

Untuk bisnis berbasis produk fisik:

Omset Penjualan= Jumlah Unit Terjual×Harga Per Unit

Untuk bisnis berbasis layanan:

Omset Penjualan= Jumlah Pelanggan×Harga Rata-rata Layanan

Omset penjualan tidak memperhitungkan diskon, pengembalian, atau potongan harga—hanya mencerminkan total nilai penjualan barang atau layanan. Jika ingin menghitung omset penjualan bersih, perlu mengurangi faktor-faktor tersebut.

2. Contoh Perhitungan Omset Penjualan

Misalnya, kamu memiliki warung makan bernama “Sedap Rasa”. Dalam satu bulan, kamu menjual:

  • 1.000 porsi nasi goreng dengan harga Rp25.000 per porsi
  • 600 porsi mie ayam dengan harga Rp20.000 per porsi

Maka omset penjualannya dihitung sebagai berikut:

1.000 × 25.000 = 25.000.000 (omset dari nasi goreng)
600 × 20.000 = 12.000.000 (omset dari mie ayam)

Total omset bulan tersebut:
25.000.000 + 12.000.000 = 37.000.000

Jika di bulan berikutnya penjualan meningkat menjadi 1.200 porsi nasi goreng dan 750 porsi mie ayam, maka:

(1.200 × 25.000) + (750 × 20.000) = 46.500.000

Namun, pada bulan selanjutnya terjadi penurunan penjualan menjadi 800 porsi nasi goreng dan 500 porsi mie ayam:

(800 × 25.000) + (500 × 20.000) = 30.000.000

Jadi, total omset dalam tiga bulan tersebut adalah Rp113.500.000. Angka ini dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja bisnis dan merancang strategi pertumbuhan guna meningkatkan penjualan.

 

9 Strategi Meningkatkan Omset Penjualan

Berikut beberapa strategi utama yang dapat diterapkan untuk meningkatkan omset bisnis..

 

1. Riset Pasar dan Identifikasi Target Pasar

Salah satu langkah paling fundamental dalam meningkatkan omset adalah memahami siapa pelanggan potensial kamu. Riset pasar membantu bisnis untuk mengetahui preferensi pelanggan. Kamu dapat menentukan segmentasi pasar berdasarkan usia, lokasi, pendapatan, dan kebiasaan belanja.

Selain itu, dengan riset pasar, kamu dengan mudah dapat mengidentifikasi pesaing dan mencari keunggulan kompetitif.

Misalnya, jika kamu memiliki toko pakaian, riset pasar dapat membantu kamu memahami apakah target pasar kamu lebih tertarik pada pakaian kasual, pakaian formal, atau pakaian berbasis tren tertentu. 

Dengan mengetahui kebutuhan pasar, kamu dapat lebih fokus dalam menawarkan produk yang diminati dan meningkatkan peluang penjualan.

2. Memahami Pelanggan dengan Baik

Setelah mengidentifikasi target pasar, langkah selanjutnya adalah memahami kebutuhan, keinginan, dan kebiasaan belanja mereka. Beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain:

  • Mengumpulkan feedback pelanggan melalui survei atau review.
  • Menggunakan data transaksi untuk melihat produk mana yang paling diminati.
  • Menganalisis pola pembelian untuk menentukan kapan pelanggan cenderung melakukan transaksi.

 

Sebagai contoh, jika kamu menjalankan bisnis coffee shop, kamu mungkin menemukan bahwa mayoritas pelanggan lebih banyak datang pada pagi hari sebelum jam kerja. 

Dengan informasi ini, kamu dapat menawarkan promo khusus di jam sibuk untuk menarik lebih banyak pelanggan dan meningkatkan omset.

3. Memberikan Penawaran Khusus/Promo Menarik

Berikutnya cara paling efektif meningkatkan penjualan adalah memberikan penawaran khusus/promo. Beberapa strategi promo yang dapat diterapkan untuk menarik lebih banyak pelanggan adalah diskon, cashback/kupon belanja, atau bundling produk.

Misalnya, jika kamu memiliki toko kosmetik, kamu dapat menawarkan promo “Beli 2 Lipstik, Gratis 1” untuk meningkatkan volume pembelian. Dengan strategi ini, pelanggan merasa mendapatkan keuntungan lebih, sementara bisnis kamu tetap memperoleh peningkatan omset.

4. Mengoptimalkan Pemasaran Digital

Di era digital, pemasaran online menjadi salah satu strategi paling efektif untuk menjangkau lebih banyak pelanggan. Gunakan media sosial dan juga beriklan secara digital untuk menargetkan audiens yang lebih spesifik.

Misalnya, jika kamu memiliki bisnis fashion, kamu dapat menggunakan influencer media sosial untuk mempromosikan koleksi terbaru. Dengan pendekatan ini, kamu dapat  menjangkau audiens yang lebih luas dan meningkatkan potensi omset penjualan.

5. Meningkatkan Kualitas Produk dan Layanan

Produk dan layanan berkualitas tinggi akan menciptakan kepuasan pelanggan yang berujung pada pembelian ulang dan rekomendasi kepada orang lain. 

Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas adalah dengan menggunakan bahan baku terbaik. Jika kamu menjalankan bisnis kuliner atau menjual produk fisik, pastikan bahan yang digunakan berkualitas tinggi. Selain itu, menjaga kontrol kualitas yang ketat juga sangat penting untuk menghindari produk cacat atau layanan yang tidak sesuai dengan ekspektasi pelanggan.

Misalnya, jika kamu memiliki bisnis katering, pastikan makanan yang disajikan selalu segar, enak, dan dikemas dengan baik. Pelanggan yang puas akan lebih cenderung merekomendasikan bisnis kamu kepada teman dan keluarga.

6. Menganalisis Data Sebelum Pengambilan Keputusan

Keputusan bisnis yang didasarkan pada data cenderung lebih akurat dan efektif dibandingkan dengan keputusan yang hanya mengandalkan insting. 

Salah satu data yang perlu diperhatikan adalah produk terlaris dan yang kurang diminati. Dengan mengetahui produk mana yang memiliki permintaan tinggi, kamu bisa meningkatkan stok dan strategi promosi untuk memaksimalkan keuntungan, sementara produk yang kurang diminati dapat dievaluasi penyebab rendahnya penjualan.

Selain itu, efektivitas strategi pemasaran juga perlu dianalisis. Kampanye iklan, program diskon, dan strategi promosi lainnya harus dievaluasi untuk melihat mana yang benar-benar memberikan hasil optimal.

Misalnya, jika analisis data menunjukkan bahwa produk A lebih laris dibandingkan produk B, kamu bisa meningkatkan stok dan promosi untuk produk A, sambil mengevaluasi penyebab rendahnya penjualan produk B.

7. Diversifikasi Produk atau Layanan

Menambahkan variasi produk atau layanan dapat membantu menjangkau lebih banyak pelanggan dan meningkatkan omset.

Sebagai contoh, jika kamu memiliki toko roti yang hanya menjual roti klasik, kamu bisa menambahkan menu roti sehat berbahan gandum untuk menarik pelanggan yang peduli kesehatan.

8. Menjaga Loyalitas Pelanggan

Meningkatkan omset tidak selalu berarti harus mencari pelanggan baru. Menjaga pelanggan lama agar tetap loyal justru lebih efektif dan hemat biaya. 

Salah satu cara untuk meningkatkan loyalitas pelanggan adalah dengan layanan after-sales yang baik juga berperan dalam menjaga kepuasan pelanggan. Menyediakan garansi produk, atau memberikan kemudahan dalam pengembalian barang dapat membuat pelanggan merasa dihargai dan lebih percaya terhadap bisnismu.

9. Mengoptimalkan Harga

Banyak bisnis mengalami kesulitan dalam menentukan harga yang ideal—terlalu tinggi dapat membuat pelanggan berpaling ke kompetitor, sementara terlalu rendah dapat mengurangi profitabilitas dan bahkan merusak persepsi terhadap nilai produk.

Salah satu cara untuk menentukan harga yang tepat adalah dengan menyesuaikannya dengan nilai produk. Harga harus mencerminkan kualitas dan manfaat yang diberikan.

Selain itu, menganalisis harga kompetitor juga dapat membantu dalam menentukan strategi harga yang lebih kompetitif. Menggunakan strategi harga psikologis juga dapat memengaruhi keputusan pembelian. 

Misalnya, menetapkan harga Rp99.000 terasa lebih murah dibandingkan Rp100.000, meskipun selisihnya hanya seribu rupiah. Teknik ini sering digunakan untuk menciptakan kesan harga yang lebih terjangkau.

Perbedaan Omset Penjualan Vs Laba Kotor Vs Laba Bersih

Banyak yang masih salah mengartikan omset sebagai laba. Padahal, keduanya memiliki perbedaan mendasar: 

  • Omset Penjualan: Total pendapatan dari penjualan sebelum pengurangan biaya apa pun.
  • Laba Kotor: Omset penjualan setelah dikurangi harga pokok produksi (HPP) atau biaya langsung dari barang/jasa yang dijual.
  • Laba Bersih: Keuntungan akhir setelah mengurangi semua biaya operasional, pajak, dan beban lainnya dari laba kotor.

Misalnya, sebuah toko pakaian menjual 500 kaos dengan harga Rp100.000 per kaos dalam satu bulan. Maka, omset penjualannya adalah:

500×100.000 = Rp50.000.000

Jika biaya produksi satu kaos adalah Rp40.000, maka total biaya produksi:

500×40.000 = Rp20.000.000

Laba kotor dihitung sebagai:

50.000.000 – 20.000.000 = Rp30.000.000

Selanjutnya, toko memiliki biaya operasional berikut:

  • Sewa toko: Rp5.000.000
  • Gaji karyawan: Rp7.000.000
  • Biaya pemasaran: Rp3.000.000
  • Pajak dan biaya lainnya: Rp2.000.000

Total biaya operasional: 5.000.000 + 7.000.000 + 3.000.000 + 2.000.000 = Rp17.000.000

Laba bersih: 30.000.000 – 17.000.000 = Rp13.000.000

 

Permudah Pengelolaan Pembayaran dengan Kyrim untuk Mendukung Pertumbuhan Omset

Meningkatkan omset penjualan bukan hanya soal bagaimana menjual lebih banyak, tetapi juga bagaimana mengelola keuangan bisnis dengan lebih efisien. 

Salah satu tantangan yang sering dihadapi oleh pemilik bisnis adalah mengatur pembayaran ke vendor atau pemasok. Jika tidak dikelola dengan baik, keterlambatan atau ketidakefisienan dalam proses pembayaran dapat mengganggu arus kas, menyebabkan keterlambatan produksi, dan bahkan menghambat operasional bisnis 

Kyrim sebagai Spend Management Platform membantu bisnis dalam menyederhanakan proses pembayaran, memastikan transaksi dengan vendor berlangsung lebih cepat, akurat, dan efisien. 

Dengan otomatisasi dan sistem pembayaran yang lebih terstruktur, tim keuangan tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk menangani administrasi pembayaran secara manual. Hal inilah yang memungkinkan mereka untuk fokus pada perencanaan keuangan yang lebih strategis. Tim keuangan dapat membantu menentukan harga produk, mengelola margin keuntungan, mengoptimalkan anggaran pemasaran, atau mengevaluasi strategi penjualan yang lebih efektif.

Selain itu, dengan sistem pencatatan yang lebih transparan, Kyrim membantu bisnis mendapatkan wawasan lebih mendalam tentang pola pengeluaran dan efisiensi biaya. 

Data ini dapat digunakan untuk mengambil keputusan yang lebih cerdas, seperti negosiasi harga yang lebih baik dengan vendor, atau optimalisasi stok. Dengan demikian, bisnis tidak hanya dapat menghemat biaya operasional, tetapi juga meningkatkan potensi pertumbuhan omset secara berkelanjutan.

Table of Contents