Perusahaan tentu saja terus berupaya untuk mengoptimalkan setiap pengeluaran agar tetap efisien dan terkendali. Upaya yang bisa dilakukan adalah dengan pengelolaan kas kecil atau (petty cash management).
Kas kecil berperan sebagai solusi yang praktis untuk menutupi pengeluaran kecil yang tidak terduga, seperti kebutuhan operasional harian atau situasi darurat yang memerlukan pembayaran langsung.
Contoh penggunaan kas kecil adalah seperti pembelian alat tulis, makanan ringan untuk karyawan yang lembur, atau pengeluaran kecil lainnya.
Namun, penting untuk diingat bahwa jika kas kecil ini tidak dikelola dengan baik, bisa menimbulkan risiko bagi keberlangsungan bisnis. Dana yang mudah diakses tanpa kontrol yang ketat dapat menyebabkan penyalahgunaan, bahkan berpotensi mengarah pada penipuan.
Oleh karena itu, pengelolaan kas kecil dapat membantu perusahaan untuk memastikan dananya digunakan dengan tepat, dan setiap transaksi dicatat secara benar.
Dalam artikel ini, kita akan mengungkap lebih jauh tentang pentingnya kas kecil, perannya dalam operasional bisnis, serta cara pengelolaannya.
Kas kecil, atau yang sering disebut petty cash, adalah sejumlah uang tunai yang disimpan oleh perusahaan untuk menutupi/memenuhi pengeluaran berskala kecil yang mendesak dan tidak memerlukan proses administratif yang rumit.
Dana kas kecil biasanya disimpan di tempat yang mudah diakses, seperti di dalam laci, kotak, atau tempat yang aman di dalam kantor.
Baca juga: Jenis-Jenis Pengeluaran Bisnis yang Wajib Kamu Ketahui!
Hampir setiap perusahaan, baik besar maupun kecil, memiliki pengeluaran harian yang tidak direncanakan namun tetap harus segera diselesaikan.
Di sinilah fungsi kas kecil menjadi sangat vital, yang meliputi:
Perusahaan sering kali menghadapi situasi di mana pengeluaran kecil harus dilakukan segera.
Misalnya, perusahaan kehabisan kertas A4 di tengah jam kerja, sementara pekerjaan tidak dapat dilanjutkan tanpa dokumen cetak.
Jika harus melalui prosedur formal seperti pengajuan permintaan dana, pengecekan persediaan, dan pembuatan faktur, operasional kantor bisa terhambat hanya karena kehabisan kertas.
Kas kecil menyediakan solusi cepat di mana dana sebesar Rp 100.000 dapat langsung digunakan untuk membeli dua rim kertas.
Salah satu alasan utama mengapa perusahaan membutuhkan kas kecil adalah fleksibilitasnya dalam menangani berbagai pengeluaran internal.
Tanpa kas kecil, setiap transaksi, sekecil apapun, harus melalui prosedur administrasi formal, yang dapat menghambat kelancaran operasional perusahaan.
Menggunakan kas kecil dapat menghemat waktu dan biaya perusahaan.
Proses pengajuan dana formal bisa memakan waktu berhari-hari, sementara kas kecil memungkinkan perusahaan untuk segera menangani pengeluaran mendesak.
Istilah “petty cash” dan “cash on hand” terdengar mirip dan memiliki beberapa kesamaan. Namun keduanya memiliki perbedaan.
Adapun perbedaan kas kecil (petty cash) dan cash on hand disajikan dalam tabel berikut:
Aspek | Petty Cash | Cash on Hand |
Definisi | Sejumlah uang tunai yang tersedia untuk pengeluaran kecil dalam operasi internal perusahaan. | Semua uang tunai atau dana likuid yang dimiliki perusahaan, termasuk uang tunai yang disimpan di kasir dan dana yang mudah dicairkan. |
Penggunaan | Digunakan untuk pengeluaran kecil seperti alat tulis, makanan ringan, atau kebutuhan mendesak lainnya. | Digunakan sebagai modal atau kembalian untuk pelanggan dan mencakup seluruh dana likuid perusahaan. |
Lokasi Penyimpanan | Disimpan dalam laci atau kotak kas kecil khusus untuk keperluan operasional kecil sehari-hari. | Dapat disimpan di berbagai tempat, termasuk kasir, rekening bank, atau bentuk aset likuid lainnya. |
Skala Penggunaan | Umumnya terbatas pada transaksi kecil dalam skala internal perusahaan. | Mencakup semua dana likuid yang dimiliki perusahaan, baik untuk operasional internal maupun eksternal. |
Contoh | Pembelian alat tulis, pembayaran makanan ringan untuk karyawan. | Uang di laci kasir, dana di rekening bank, instrumen utang jangka pendek, atau setara kas lainnya. |
Lingkup Akuntansi | Merupakan bagian dari cash on hand dengan jumlah yang lebih kecil dan digunakan untuk tujuan spesifik. | Istilah yang lebih luas yang mencakup semua aset likuid perusahaan. |
Hubungan | Semua petty cash adalah bagian dari cash on hand. | Tidak semua cash on hand dapat diklasifikasikan sebagai petty cash. |
Untuk memastikan bahwa dana kas kecil dikelola dengan baik, perusahaan umumnya menggunakan salah satu dari dua metode utama, yaitu Sistem Dana Tetap (Imprest) dan Sistem Dana Berubah (Fluktuasi).
Masing-masing metode ini memiliki karakteristik, kelebihan, dan kekurangan yang berbeda, yang seperti dijelaskan di bawah ini.
Sistem Dana Tetap (Imprest) adalah metode pengelolaan kas kecil di mana jumlah dana yang dialokasikan selalu tetap dari waktu ke waktu.
Pada sistem ini, perusahaan menetapkan saldo kas kecil dalam jumlah tertentu dan ketika dana tersebut digunakan, saldo akan diisi ulang sesuai dengan jumlah pengeluaran.
Ciri-ciri Sistem Dana Tetap:
Keuntungan Sistem Dana Tetap:
Kekurangan Sistem Dana Tetap:
Sistem Dana Berubah (Fluktuasi) menawarkan fleksibilitas yang lebih besar dibandingkan sistem dana tetap.
Dalam metode ini, jumlah kas kecil dapat bervariasi sesuai dengan kebutuhan operasional perusahaan.
Ciri-ciri Sistem Dana Berubah:
Keuntungan Sistem Dana Berubah:
Kekurangan Sistem Dana Berubah:
Meskipun terlihat sederhana, pengelolaan kas kecil membutuhkan sistem yang terorganisir agar penggunaannya tetap efisien dan akuntabel.
Berikut adalah penjelasan mengenai cara kerja pengelolaan kas kecil yang umum digunakan dalam perusahaan.
Langkah pertama dalam pengelolaan kas kecil adalah menetapkan jumlah dana awal yang akan disediakan. Jumlah ini ditentukan berdasarkan kebutuhan operasional perusahaan. Biasanya, dana kas kecil berkisar antara Rp 1.000.000 hingga Rp 5.000.000.
Kas kecil digunakan untuk pengeluaran kecil yang sifatnya mendesak atau rutin.
Karyawan yang membutuhkan dana untuk pengeluaran kecil akan mengajukan permintaan. Setiap transaksi harus disertai dengan bukti transaksi seperti struk atau kwitansi yang akan diserahkan kembali ke penjaga kas kecil.
Setiap kali terjadi pengeluaran, penjaga kas kecil harus melakukan pencatatan transaksi. Setiap pengeluaran dicatat dengan rincian seperti:
Ketika saldo mendekati batas minimum yang telah ditetapkan, penjaga kas kecil akan mengajukan permintaan pengisian ulang kepada bagian keuangan.
Penjaga kas kecil menyerahkan laporan lengkap yang mencakup semua transaksi yang telah dilakukan, beserta bukti transaksi yang terkait.
Bagian keuangan kemudian memverifikasi laporan tersebut sebelum melakukan pengisian ulang dana.
Setelah pengisian ulang, penting untuk melakukan rekonsiliasi.
Proses ini melibatkan pengecekan saldo kas fisik dan membandingkannya dengan jumlah pengeluaran yang tercatat.
Jika ada selisih antara catatan dan jumlah fisik uang, perusahaan harus segera mengidentifikasi penyebabnya.
Kesalahan bisa terjadi karena pencatatan yang kurang teliti, struk yang hilang, atau ketidaksesuaian jumlah uang.
Rekonsiliasi rutin membantu menjaga transparansi dan akurasi dalam pengelolaan kas kecil.
Pengelolaan kas kecil yang baik memerlukan pengawasan yang tepat.
Beberapa perusahaan mungkin juga menerapkan batas pengeluaran maksimum untuk setiap transaksi guna mengendalikan penggunaan kas kecil.
Misalnya, perusahaan dapat menetapkan bahwa setiap transaksi yang menggunakan kas kecil tidak boleh melebihi Rp 500.000.
Banyak perusahaan saat ini mulai menggunakan sistem digital untuk mengelola kas kecil, yang dapat meningkatkan akurasi pencatatan dan mempercepat proses rekonsiliasi.
Dengan menggunakan sistem digital, perusahaan juga dapat meminimalkan risiko kesalahan pencatatan atau kehilangan bukti transaksi.
Semua data disimpan secara otomatis, dan perusahaan dapat mengakses laporan kas kecil kapan saja untuk tujuan audit atau rekonsiliasi.
Meskipun kas kecil sangat membantu dalam mengelola pengeluaran kecil sehari-hari di perusahaan, ada berbagai tantangan yang harus diperhatikan oleh tim divisi keuangan untuk memastikan dana ini dikelola dengan tepat.
Berikut adalah beberapa tantangan utama dalam pengelolaan kas kecil yang harus diatasi oleh perusahaan:
Tantangan pertama adalah proses dokumentasi yang buruk. Karena transaksi yang melibatkan kas kecil sering kali tidak memerlukan persetujuan formal, ada kemungkinan beberapa transaksi tidak tercatat dengan benar atau tidak disertai dengan bukti pembelian.
Setiap pengeluaran perlu dibandingkan dengan catatan yang tersedia untuk memastikan tidak ada selisih antara uang tunai yang tersisa dan transaksi yang tercatat.
Kurangnya perhatian terhadap rekonsiliasi dapat menyebabkan ketidaksesuaian saldo kas kecil, yang dapat mempengaruhi akurasi laporan keuangan.
Karena kas kecil biasanya disimpan dalam bentuk uang tunai. Uang tunai yang disimpan di dalam laci atau brankas kantor yang rentan terhadap pencurian, baik oleh karyawan internal maupun oleh pihak eksternal.
Kas kecil harus diisi ulang secara berkala ketika saldo sudah mendekati habis.
Proses pengisian ulang yang lambat dapat mengganggu operasional perusahaan, terutama jika dana tersebut dibutuhkan segera.
Jika pengelola kas kecil tidak memproses pengisian ulang dengan cepat, perusahaan bisa mengalami kesulitan untuk menutupi pengeluaran kecil yang mendesak.
Untuk perusahaan yang beroperasi di berbagai negara atau melakukan transaksi internasional, pengelolaan kas kecil dalam mata uang asing bisa menjadi tantangan.
Fluktuasi nilai tukar dan perbedaan mata uang dapat menyulitkan perusahaan dalam mengelola kas kecil dengan akurat.
Kesalahan dalam konversi mata uang juga bisa berdampak pada laporan keuangan, terutama jika transaksi internasional dilakukan dengan frekuensi tinggi.
Dalam praktiknya, manajemen kas kecil sering kali menghadapi berbagai tantangan seperti keamanan, pencatatan yang tidak akurat, hingga potensi pemborosan.
Di sinilah Kyrim hadir sebagai solusi untuk membantu perusahaan menyederhanakan dan mengoptimalkan pengelolaan kas kecil, yaitu:
Kyrim dapat membantu mempercepat proses pengajuan dan persetujuan kas kecil.
Karyawan bisa mengajukan permintaan pengeluaran melalui platform Kyrim, yang kemudian bisa langsung di-review dan disetujui oleh manajer atau pihak terkait.
Dengan sistem ini, perusahaan dapat mengurangi waktu yang dihabiskan untuk proses manual dan mempercepat pengelolaan kas kecil
Teknologi Optical Character Recognition (OCR) yang terintegrasi dalam Kyrim memungkinkan karyawan untuk mengunggah bukti pengeluaran dan sistem akan mencatatnya secara otomatis.
Hal ini memastikan bahwa semua transaksi kas kecil terdokumentasi dengan baik dan siap untuk diperiksa saat audit.
Kyrim juga memungkinkan perusahaan untuk membuat anggaran terpisah bagi setiap departemen atau proyek.
Dengan fitur ini, perusahaan dapat mengalokasikan dana secara lebih spesifik, memastikan setiap departemen memiliki anggaran kas kecil yang sesuai dengan kebutuhan operasionalnya.
Misalnya, perusahaan dapat menetapkan anggaran kas kecil untuk departemen pemasaran, administrasi, dan operasional dengan jumlah yang berbeda.
Setiap transaksi yang dilakukan dapat langsung dikaitkan dengan anggaran departemen yang bersangkutan, sehingga perusahaan dapat memantau penggunaan dana secara lebih efisien.
Ingin melihat bagaimana Kyrim dapat membantu perusahaan kamu?
Jadwalkan demo sekarang dan optimalkan pengelolaan kas kecil di perusahaan kamu!
Sahid Sudirman Center Level 23 Jl. Jend. Sudirman Kav 86 Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat DKI Jakarta