Kyrim - Butuh Bank Garansi Ini Jenis-Jenis dan Cara Mengajukannya Tanpa Ribet

Butuh Bank Garansi? Ini Jenis-Jenis dan Cara Mengajukannya Tanpa Ribet

Kepercayaan menjadi salah satu fondasi utama dalam menjalin kerja sama. Tak jarang, sebuah proyek bernilai miliaran rupiah bisa batal hanya karena kurangnya jaminan atas keseriusan atau kredibilitas salah satu pihak. 

Di sinilah peran lembaga perbankan menjadi sangat vital, tidak hanya sebagai penyedia layanan finansial, tetapi juga sebagai penjamin dalam berbagai transaksi dan kerja sama bisnis. Salah satu layanan penting yang ditawarkan bank untuk memenuhi kebutuhan ini adalah Bank Garansi.

Bank garansi merupakan salah satu fasilitas yang dirancang untuk menjamin kelancaran sebuah proyek atau kontrak bisnis. Layanan ini digunakan untuk memberikan jaminan tertulis dari bank kepada pihak tertentu bahwa nasabahnya akan memenuhi kewajiban sebagaimana tertuang dalam perjanjian yang telah disepakati. 

Bila terjadi wanprestasi—di mana nasabah gagal memenuhi kewajibannya—bank sebagai penjamin siap untuk menanggung risiko tersebut, sesuai dengan nilai yang tertera dalam dokumen garansi.

Pengertian Bank Garansi

Bank garansi adalah bentuk jaminan tertulis yang dikeluarkan oleh bank untuk memastikan bahwa nasabahnya akan memenuhi kewajiban tertentu kepada pihak lain, yang dalam konteks ini disebut sebagai penerima jaminan (beneficiary).

Nasabah yang meminta jaminan disebut pihak terjamin. Jika pihak terjamin gagal memenuhi kewajibannya (wanprestasi), maka penerima jaminan berhak mengklaim pembayaran dari bank sesuai nilai yang tertera dalam dokumen bank garansi.

Menurut definisi yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI), bank garansi merupakan jaminan tertulis dari bank kepada pihak penerima jaminan bahwa bank akan membayar sejumlah uang apabila pihak yang dijamin tidak memenuhi kewajiban tertentu sebagaimana yang tercantum dalam perjanjian.

Ilustrasi sederhananya seperti berikut:

Bayangkan kamu memiliki kontrak pembelian 100 unit barang dengan ketentuan pembayaran dilakukan 90 hari setelah barang diterima. Pihak penjual tentu ingin ada jaminan bahwa pembayaran akan dilakukan sesuai kesepakatan. 

Dalam situasi ini, kamu bisa mengajukan bank garansi ke bank sebagai bentuk jaminan bagi si penjual. 

Jika kamu tidak membayar sesuai waktu yang dijanjikan, pihak penjual dapat mengklaim bank garansi dan menerima pembayaran dari bank.

Perlu juga dipahami perbedaan antara Bank Garansi (BG) dan Standby Letter of Credit (SBLC). Meskipun keduanya merupakan instrumen jaminan dari bank, Bank Garansi biasanya digunakan untuk transaksi dalam negeri, sedangkan SBLC umumnya dipakai untuk transaksi internasional. 

Selain itu, SBLC lebih sering digunakan untuk menjamin pembayaran yang sifatnya cadangan atau sekunder, sementara bank garansi lebih banyak digunakan dalam jaminan pelaksanaan kewajiban dalam berbagai bentuk kontrak.

Fungsi dan Manfaat Bank Garansi

Berikut adalah berbagai fungsi dan manfaat dari bank garansi yang perlu diketahui oleh pelaku usaha:

1. Menjamin Pemenuhan Kewajiban Kontrak

Bank garansi menjadi bentuk komitmen bahwa pihak yang dijamin akan memenuhi kewajibannya. Dalam konteks ini, bank garansi berfungsi sebagai penjamin kepatuhan terhadap isi kontrak. 

2. Meningkatkan Kredibilitas Bisnis

Dengan adanya bank garansi, reputasi pihak yang dijamin akan meningkat di mata mitra bisnis maupun pihak pemberi kerja. Hal inilah yang dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa bisnis tersebut mampu bekerja sama dengan institusi keuangan dan dipercaya untuk mendapatkan fasilitas jaminan.

3. Mengurangi Risiko Keuangan

Bagi penerima jaminan, bank garansi memberikan perlindungan atas potensi kerugian yang bisa timbul akibat pihak lain tidak memenuhi kewajibannya. 

Misalnya, jika vendor/kontraktor gagal menyelesaikan proyek, pemilik proyek dapat menggunakan bank garansi untuk menutup biaya kerugian atau mencari pengganti.

Baca juga: Mengenal 4 Jenis Risiko Keuangan yang Dihadapi dalam Bisnis

4. Membantu Vendor atau Penyedia Jasa Mendapatkan Uang Muka Proyek

Bank garansi bisa digunakan sebagai jaminan atas uang muka (advance payment) yang diberikan oleh pemilik proyek kepada vendor atau penyedia jasa. Dengan adanya jaminan ini, vendor dapat memperoleh dana di awal untuk memulai pekerjaan, sementara pemberi proyek tetap merasa aman karena dananya dijamin oleh bank.

5. Memberikan Rasa Aman bagi Pemberi Proyek Tanpa Harus Bayar di Muka

Bank garansi juga memungkinkan pemberi proyek untuk menjalin kerja sama tanpa perlu langsung membayar di awal. Jaminan dari bank ini menjadi pengganti pembayaran di muka, sehingga pemberi proyek tetap terlindungi jika terjadi wanprestasi.

6. Mendukung Proyek-Proyek Berskala Besar

Dalam proyek besar yang melibatkan berbagai pihak dan nilai transaksi yang besar, bank garansi menjadi alat untuk mengikat komitmen dan menjaga integritas perjanjian.

7. Memenuhi Regulasi atau Ketentuan Tender

Di banyak tender, baik dari pemerintah maupun perusahaan besar, bank garansi sering menjadi syarat administratif agar peserta dapat ikut serta.

8. Menjaga Hubungan Bisnis dengan Mitra Strategis

Bank garansi membantu membangun dan menjaga hubungan profesional yang saling percaya antara pihak-pihak yang terlibat. Ini sangat penting dalam bisnis jangka panjang yang memerlukan komitmen kuat dan kesinambungan.

Jenis-Jenis Bank Garansi

Dalam pelaksanaan proyek—baik skala kecil maupun besar—bank garansi memiliki beberapa bentuk yang disesuaikan dengan tahapan dan kebutuhan proyek tersebut. 

A. Berdasarkan Fungsinya dalam Proyek

Masing-masing jenis garansi memiliki fungsi yang berbeda dan biasanya digunakan pada momen-momen tertentu dalam siklus proyek, mulai dari proses tender hingga masa pemeliharaan pasca-proyek.

Berikut ini adalah jenis-jenis bank garansi yang umum digunakan berdasarkan fungsinya dalam proyek:

1. Bank Garansi Penawaran (Bid Bond)

Jenis garansi ini digunakan saat proses tender berlangsung. Pihak pemilik proyek atau penyelenggara tender meminta peserta tender untuk menyertakan Bid Bond sebagai jaminan keseriusan dalam mengikuti proses lelang atau pengadaan.

Jika peserta tender terpilih sebagai pemenang namun menolak menandatangani kontrak atau mengundurkan diri secara sepihak, maka Bid Bond dapat dicairkan oleh pihak penyelenggara sebagai bentuk kompensasi atas kerugian waktu dan biaya.

2. Bank Garansi Pelaksanaan (Performance Bond)

Garansi ini menjamin bahwa vendor/kontraktor atau pihak pelaksana proyek akan menjalankan proyek sesuai kontrak, baik dari segi kualitas, waktu, maupun spesifikasi teknis.

Jika dalam pelaksanaan proyek ternyata vendor wanprestasi (gagal menyelesaikan atau menyelesaikan proyek tidak sesuai kesepakatan), pihak penerima jaminan dapat mencairkan performance bond sebagai bentuk perlindungan finansial.

3. Bank Garansi Pembayaran (Payment Bond)

Jenis ini digunakan untuk menjamin pembayaran kepada pemasok atau subkontraktor yang terlibat dalam proyek. Payment bond memastikan bahwa pihak utama yang menerima barang atau jasa—seperti kontraktor utama—akan memenuhi kewajiban pembayarannya sesuai perjanjian.

Garansi ini sangat berguna dalam proyek yang melibatkan banyak pihak pendukung, karena membantu menjaga kelancaran suplai barang dan jasa tanpa kekhawatiran keterlambatan atau kegagalan pembayaran.

4. Bank Garansi Uang Muka (Advance Payment Bond)

Dalam beberapa proyek, pemilik proyek memberikan uang muka kepada vendor agar mereka dapat memulai pelaksanaan proyek. Advance Payment Bond digunakan sebagai jaminan bahwa uang muka tersebut akan digunakan sesuai peruntukannya.

Jika ternyata vendor gagal memulai untuk mengerjakan proyek atau tidak menggunakan uang muka sesuai kontrak, pemilik proyek berhak mengajukan klaim atas garansi ini.

5. Bank Garansi Pemeliharaan (Maintenance Bond / Retention Bond)

Setelah proyek selesai, biasanya ada masa pemeliharaan di mana vendor/kontraktor masih bertanggung jawab terhadap kerusakan atau kekurangan yang timbul. 

Maintenance bond digunakan untuk menjamin kewajiban perbaikan dan layanan purna jual selama masa tersebut.

Contoh penggunaannya adalah dalam proyek konstruksi bangunan, di mana vendor bertanggung jawab atas kualitas pekerjaan selama 6–12 bulan setelah proyek diserahterimakan.

B. Berdasarkan Bentuknya

Selain berdasarkan fungsinya dalam proyek, bank garansi juga dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk atau wujud penerbitannya. Jenis-jenis ini umumnya berkaitan dengan format dokumen, instrumen, dan karakteristik teknis dari jaminan yang diberikan oleh pihak bank. 

1. Garansi atas Promes atau Wesel

Garansi ini diberikan dalam bentuk tanda tangan atau penerimaan terhadap surat berharga, seperti promes (surat sanggup) atau wesel (surat perintah bayar), untuk memberikan jaminan pembayaran apabila pihak yang bersangkutan gagal membayar tepat waktu.

Jenis ini biasa digunakan dalam transaksi perdagangan atau kredit yang melibatkan surat berharga sebagai alat pembayaran.

2. Bank Garansi untuk Risk Sharing atau Standby Loan

Jenis ini digunakan sebagai bentuk jaminan atas kerja sama pembiayaan proyek, seperti risk sharing (berbagi risiko) atau standby loan. Dalam hal ini, bank memberikan jaminan atas ketepatan pembayaran atau pelaksanaan kerja sama proyek oleh pihak nasabah.

Umumnya diterbitkan dalam proyek-proyek besar yang melibatkan konsorsium atau kolaborasi antara beberapa perusahaan.

C. Berdasarkan Manfaatnya

Dari sisi penggunaannya dalam kegiatan ekonomi dan sektor tertentu, bank garansi juga diklasifikasikan berdasarkan manfaat atau tujuan spesifiknya. Jenis-jenis ini disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing industri atau bidang usaha:

1. Bank Garansi Perdagangan

Garansi yang diberikan kepada pelaku usaha atau industri manufaktur untuk menjamin pembayaran bea masuk impor kepada otoritas kepabeanan.

Biasanya digunakan oleh importir yang menangguhkan pembayaran bea masuk agar tetap bisa melanjutkan operasional tanpa gangguan likuiditas.

2. Bank Garansi Tender

Jenis ini diberikan kepada vendor/kontraktor sebagai jaminan keikutsertaan dalam tender proyek, sekaligus menjamin bahwa mereka tidak akan mengundurkan diri secara sepihak apabila ditunjuk sebagai pemenang.

Mirip dengan Bid Bond, namun lebih umum digunakan dalam praktik bisnis sehari-hari dengan format yang lebih fleksibel.

3. Bank Garansi Penangguhan Bea Masuk

Digunakan dalam perdagangan internasional untuk menjamin pembayaran bea masuk atas produk yang diimpor, apabila pembayaran tersebut dilakukan secara tertunda.

Jenis ini juga menguntungkan pihak importir karena bisa menunda pembayaran tanpa menghambat proses pengeluaran barang dari pelabuhan.

4. Bank Garansi Uang Muka Kerja

Garansi ini diberikan kepada pihak yang memperoleh uang muka kerja (advance payment) dalam kontrak proyek tertentu. Manfaatnya adalah untuk menjamin bahwa dana yang diterima digunakan secara bertanggung jawab.

Garansi ini umum dalam proyek-proyek konstruksi dan pengadaan barang skala besar.

5. Bank Garansi Cukai Rokok

Jenis garansi ini digunakan untuk menjamin pembayaran cukai rokok yang ditangguhkan, dan umumnya diterbitkan atas permintaan perusahaan rokok kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

Dengan garansi ini, produsen rokok bisa tetap memproduksi dan mendistribusikan produknya sambil menunggu jadwal pembayaran cukai.

Beragamnya jenis bank garansi menunjukkan bahwa fasilitas ini sangat fleksibel dan adaptif terhadap kebutuhan bisnis, baik dalam skala proyek lokal maupun perdagangan internasional.

Elemen yang Harus Dicantumkan dalam Bank Garansi

Bank garansi merupakan dokumen resmi yang memiliki kekuatan hukum, sehingga setiap detail dalam surat jaminan tersebut harus dituliskan secara jelas, lengkap, dan sesuai standar. 

Untuk itu, Bank Indonesia telah menetapkan elemen-elemen yang wajib dicantumkan dalam dokumen bank garansi, sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 23/88/KEP/DIR tanggal 18 Maret 1991.

Berikut adalah komponen atau elemen penting yang harus ada dalam bank garansi:

1. Judul Dokumen

Dokumen harus secara eksplisit mencantumkan judul “Bank Garansi” atau “Garansi Bank” agar tidak terjadi ambiguitas atau kesalahpahaman mengenai fungsi dokumen tersebut.

2. Nama dan Alamat Bank Penjamin

Identitas lengkap dari bank penerbit atau penjamin harus dicantumkan, termasuk nama resmi dan alamat kantor yang menerbitkan bank garansi. Hal ini penting untuk verifikasi keabsahan dan keaslian dokumen.

3. Tanggal Penerbitan

Tanggal saat bank garansi resmi diterbitkan merupakan informasi krusial yang berkaitan dengan keabsahan dan masa berlaku jaminan tersebut.

4. Detail Transaksi yang Dijamin

Dokumen harus mencantumkan dengan jelas jenis dan ruang lingkup transaksi atau proyek yang dijamin. Ini termasuk informasi singkat tentang kesepakatan atau kontrak antara pihak yang dijamin dan penerima jaminan.

5. Jumlah Dana yang Dijamin

Besaran nilai uang yang dijamin oleh bank harus tertulis dengan jelas dalam dokumen. Nilai ini harus sesuai dengan ketentuan dalam kontrak utama dan dituliskan dalam angka dan huruf untuk menghindari kesalahan penafsiran.

6. Masa Berlaku Garansi

Bank garansi mencantumkan masa berlakunya, yaitu tanggal mulai dan berakhirnya masa jaminan. Ini berfungsi untuk memberikan kepastian hukum dan batas waktu bagi penerima jaminan untuk mengajukan klaim, jika diperlukan.

7. Batas Waktu Penagihan Klaim

Selain tanggal berakhirnya masa berlaku, bank garansi juga harus mencantumkan batas waktu maksimal untuk penagihan oleh penerima jaminan. Biasanya, ini diberikan tenggat tertentu setelah masa berlaku garansi berakhir (misalnya 30 hari) untuk mengajukan klaim secara formal.

8. Tanda Tangan Resmi dan Cap Bank

Dokumen garansi harus ditandatangani oleh pejabat berwenang dari bank dan dicap secara resmi. Tanda tangan dan cap ini merupakan validasi bahwa dokumen dikeluarkan secara sah oleh bank.

Cara Mendapatkan Bank Garansi

Berikut ini adalah langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mendapatkan bank garansi:

1. Menentukan Kebutuhan Jaminan

Langkah pertama adalah menentukan jenis bank garansi yang dibutuhkan. Misalnya, apakah Anda membutuhkan bank garansi untuk penawaran (bid bond), pelaksanaan proyek (performance bond), uang muka (advance payment bond), atau jenis lainnya. 

Jenis bank garansi akan memengaruhi persyaratan dan bentuk jaminan yang diterbitkan oleh bank.

2. Mengajukan Permohonan ke Bank

Setelah mengetahui jenis jaminan yang dibutuhkan, kamu bisa mengajukan permohonan resmi ke bank yang menyediakan layanan bank garansi. 

Permohonan biasanya disampaikan secara tertulis, dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung seperti:

  • Salinan kontrak atau perjanjian proyek
  • Identitas usaha (akta perusahaan, NPWP, SIUP/NIB)
  • Laporan keuangan terbaru
  • Rincian proyek yang dijalankan
  • Jaminan/agunan (jika disyaratkan)

3. Melengkapi Persyaratan Administratif

Pihak bank akan meminta pemohon untuk melengkapi persyaratan administratif, baik dokumen legalitas perusahaan, kontrak proyek, maupun agunan. Setiap bank bisa memiliki ketentuan tambahan tergantung pada jenis jaminan dan profil risiko pemohon.

4. Proses Analisis dan Penilaian oleh Bank

Setelah dokumen lengkap, bank akan melakukan analisis terhadap profil dan kemampuan keuangan pemohon, termasuk melakukan penilaian terhadap proyek yang akan dijalankan. Ini penting untuk memastikan bahwa nasabah memiliki kapasitas untuk memenuhi kewajibannya.

5. Penetapan Limit dan Biaya

Jika disetujui, bank akan menetapkan limit penerbitan bank garansi dan menjelaskan biaya-biaya yang dikenakan kepada pemohon. Biaya ini bisa berupa:

  • Provisi atau biaya administrasi
  • Biaya premi atau komisi jaminan (biasanya dalam persentase dari nilai jaminan)
  • Biaya materai

6. Penerbitan Dokumen Bank Garansi

Setelah nasabah menyetujui limit dan membayar biaya yang disyaratkan, bank akan menerbitkan sertifikat bank garansi. Dokumen ini bisa diserahkan langsung kepada pihak beneficiary (penerima jaminan) atau diambil oleh pemohon, tergantung kesepakatan.

7. Pemantauan dan Pengelolaan Masa Berlaku

Perlu diingat bahwa bank garansi memiliki masa berlaku tertentu. Pemohon harus memastikan bahwa kewajiban sesuai kontrak dapat diselesaikan sebelum masa berlaku berakhir untuk menghindari klaim dari pihak penerima jaminan.

Contoh Kasus Penggunaan Bank Garansi dalam Proyek

Sebagai ilustrasi, bayangkan Anda adalah seorang pengusaha properti yang berniat membangun sebuah hotel bintang empat di kawasan strategis. Untuk itu, Anda membuka tender dan mengundang beberapa kontraktor dan pemasok dari dalam maupun luar negeri agar ikut berpartisipasi. Salah satu peserta tender adalah PT Maju Jaya Konstruksi Mandiri, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi dan pengadaan barang.

Dalam undangan tersebut, Anda mencantumkan syarat agar seluruh peserta tender menyertakan Bid Bond sebagai bentuk komitmen bahwa mereka bersedia menandatangani kontrak jika terpilih sebagai pemenang tender. Ini bertujuan untuk menghindari potensi pembatalan sepihak yang bisa merugikan Anda sebagai pemilik proyek.

Setelah evaluasi, Anda memilih PT Maju Jaya Konstruksi Mandiri sebagai pemenang tender dan menyerahkan uang muka sebesar 30% dari nilai proyek. Untuk menjamin bahwa uang muka tersebut digunakan sesuai peruntukannya, Anda meminta perusahaan tersebut menyediakan Advance Payment Bond dari bank sebagai bentuk jaminan.

Selama proyek berlangsung, Anda juga meminta Performance Bond untuk memastikan bahwa pekerjaan dilakukan sesuai dengan standar mutu, waktu, dan ketentuan yang sudah disepakati dalam kontrak. Hal ini penting sebagai bentuk pengendalian kualitas dan kepatuhan terhadap kontrak.

Setelah proyek selesai dan dilakukan serah terima sementara, Anda meminta Maintenance Bond dari PT Maju Jaya Konstruksi Mandiri sebagai jaminan bahwa mereka akan tetap bertanggung jawab selama masa pemeliharaan (misalnya 6 atau 12 bulan), apabila ditemukan cacat pekerjaan atau hal-hal teknis lain yang perlu diperbaiki.

Dengan rangkaian penggunaan berbagai jenis bank garansi tersebut, proses proyek berjalan lebih aman, profesional, dan saling menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat.

Gunakan Kyrim untuk Kelola Pembayaran dan Dokumen Proyek dengan Lebih Efisien

Jika bisnis kamu melibatkan transaksi besar atau pengadaan dari vendor, pengelolaan pembayaran dan dokumen menjadi aspek yang sangat krusial. 

Setiap kesalahan atau keterlambatan dalam proses ini bisa memengaruhi kelancaran proyek dan hubungan bisnis dengan mitra atau pihak ketiga, termasuk bank yang terkait dengan bank garansi.

Inilah alasan mengapa Kyrim, sebagai platform spend management, hadir untuk membantu kamu mengelola pembayaran invoice, verifikasi dokumen proyek, serta pelacakan pengeluaran dengan lebih mudah dan cepat.

Kyrim memudahkan kamu untuk mengelola semua transaksi dan dokumen terkait proyek dengan lebih sistematis. Berikut adalah beberapa keuntungan menggunakan Kyrim dalam pengelolaan pembayaran dan dokumen proyek:

  1. Pengelolaan Pembayaran yang Efisien
    Kyrim memudahkan kamu untuk memonitor dan mengelola pembayaran invoice kepada vendor secara terintegrasi. kamu bisa mengetahui status pembayaran secara real-time, memastikan tidak ada pembayaran yang tertunda atau terlewatkan.
  2. Kontrol Pengeluaran yang Lebih Baik
    Dengan Kyrim, kamu bisa melacak pengeluaran yang terjadi dalam proyek dan memastikan semuanya sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan. Ini memberikan kontrol lebih besar terhadap keuangan proyek, mengurangi risiko overspending, dan memperlancar alur kas perusahaan.
  3. Pelacakan Pembayaran kepada Vendor
    Kyrim memungkinkan kamu untuk melacak status pembayaran kepada berbagai vendor atau pihak ketiga yang terlibat dalam proyek. Pelacakan ini memberikan transparansi yang lebih baik kepada mitra bisnis dan pihak bank, serta membantu menghindari masalah terkait keterlambatan atau kesalahan pembayaran.
  4. Dapatkan Kepercayaan Lebih dari Mitra Bisnis dan Bank
    Dengan menggunakan Kyrim, kamu menunjukkan bahwa perusahaan kamu memiliki sistem yang terorganisir dengan baik. Proses yang rapi dan terdokumentasi memberikan kepercayaan lebih kepada mitra bisnis dan pihak bank yang terlibat dalam proyek atau transaksi bisnis.

Yuk, optimalkan bisnis kamu bersama Kyrim!

Table of Contents