Kyrim - Tantangan HR Mulai Gen Z yang Menye-Menye Sampai Administrasi Penggajian

Tantangan HR Mulai Gen Z yang Menye-Menye Sampai Administrasi Penggajian

Dalam menjalankan fungsinya, Human Resources (HR) dalam sebuah perusahaan harus memastikan bahwa karyawan merasa dihargai dan diperlakukan dengan adil, sekaligus memastikan bahwa perusahaan dapat mencapai tujuannya secara efektif.

Peran ini menjadi semakin krusial di tengah dinamika dunia kerja yang terus berubah.

Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi, peran HR semakin kompleks dan menantang. Dulu, HR mungkin hanya berfokus pada manajemen administrasi dasar dan kepatuhan terhadap hukum ketenagakerjaan.

Namun, sekarang HR juga harus menghadapi tantangan baru seperti model kerja hybrid, kebutuhan untuk mempertahankan karyawan berbakat di tengah persaingan industri yang ketat, serta menyesuaikan dengan perkembangan teknologi yang mengubah kebutuhan keterampilan di dunia kerja.

Nah, artikel ini dibuat untuk menjawab tantangan-tantangan HR dengan kompleksitasnya, yang mengharuskan HR untuk selalu berpikir strategis dan adaptif dalam setiap aspek pengelolaan sumber daya manusia.

6 Tantangan Utama Menjadi Human Resources (HR) Dan Solusinya

Berikut ini akan dijelaskan tantangan-tantangan yang biasanya dihadapi oleh HR dan strategi yang bisa dilakukan untuk mengatasinya:

1. Gap Generasi

Dengan Gen Z atau Gen Alpha 8-10 tahun mendatang masuk dalam dunia kerja, gap generasi di tempat kerja menjadi lebih terasa. Setiap generasi memiliki cara pandang, cara kerja, dan cara komunikasi yang berbeda, yang dapat menimbulkan tantangan dalam pengelolaan sumber daya manusia.

Perbedaan antar generasi dapat menyebabkan konflik atau ketidakselarasan dalam tim.

Misalnya, generasi yang lebih tua mungkin memiliki cara kerja yang lebih rigid, sementara Gen Z dikenal mendapatkan stereotip generasi yang lembek/menye-menye, cenderung lebih fleksibel dan terbuka terhadap teknologi dan inovasi.

Tantangan bagi HR adalah memastikan bahwa perbedaan ini tidak mengganggu kolaborasi tim dan produktivitas perusahaan.

Untuk mengatasi gap generasi, HR dapat membangun komunikasi lintas generasi yang efektif.

Pelatihan lintas generasi membantu karyawan memahami perspektif dan cara kerja yang berbeda. Selain itu, penting bagi HR untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif, di mana setiap karyawan, terlepas dari generasinya, merasa dihargai dan didengarkan.

2. Model Kerja Hybrid

Model kerja hybrid telah menjadi pilihan populer di banyak perusahaan setelah pandemi Covid-19, menggabungkan kerja di kantor dengan kerja jarak jauh.

Dalam model ini, karyawan memiliki fleksibilitas untuk bekerja dari lokasi yang berbeda, baik dari rumah maupun dari kantor, tergantung pada kebutuhan dan kebijakan perusahaan.

Meskipun fleksibilitas ini menawarkan keuntungan besar bagi karyawan dan perusahaan, model kerja ini juga menghadirkan tantangan bagi HR dalam mengelola tim yang terdistribusi.

Manajemen model kerja hybrid memerlukan pendekatan yang berbeda dibandingkan dengan model kerja konvensional. Tantangan utama yang dihadapi HR mencakup koordinasi antar tim, menjaga kolaborasi yang efektif, dan memastikan keterlibatan karyawan meskipun mereka tidak selalu hadir di kantor.

Selain itu, HR juga harus memastikan bahwa komunikasi antar karyawan berjalan dengan baik tanpa adanya miskomunikasi yang bisa mengganggu produktivitas tim.

Untuk mengatasi tantangan ini, HR atau personalia harus dapat menemukan dan mengarahkan cara terbaik untuk mengimplementasikan sistem kerja hybrid.

HR dapat mengadopsi teknologi komunikasi yang canggih dan kebijakan kerja yang fleksibel. Penggunaan alat kolaborasi digital seperti Slack, Microsoft Teams, atau Zoom dapat membantu menjaga konektivitas antar karyawan.

Selain itu, penting bagi HR untuk merancang kebijakan yang mendukung keseimbangan antara kerja jarak jauh dan di kantor, seperti fleksibilitas waktu kerja dan penjadwalan pertemuan yang efektif.

3. Retensi Karyawan

Retensi karyawan, terutama karyawan berbakat, menjadi semakin penting di tengah persaingan industri yang ketat.

Karyawan yang berbakat adalah aset berharga bagi perusahaan karena mereka membawa keahlian, inovasi, dan pengalaman yang berkontribusi langsung terhadap kesuksesan perusahaan.

Namun, mempertahankan karyawan ini seringkali menjadi tantangan besar bagi HR.

Berbagai faktor dapat mempengaruhi retensi karyawan, mulai dari ekspektasi yang berubah seiring perkembangan karir, penawaran dari perusahaan lain, hingga ketidakpuasan terhadap lingkungan kerja.

Untuk meningkatkan retensi karyawan, HR perlu fokus pada pengembangan karir, menawarkan tunjangan kompetitif, dan menciptakan budaya kerja yang mendukung.

Program pengembangan karir yang jelas dapat membuat karyawan merasa dihargai dan memiliki masa depan di perusahaan.

Selain itu, HR harus memastikan bahwa tunjangan yang ditawarkan sesuai dengan pasar, dan bahwa lingkungan kerja mendukung kesejahteraan karyawan, baik secara fisik maupun mental.

4. Perubahan Skill Demand

Perkembangan teknologi tidak hanya mengubah cara kerja, tetapi juga keterampilan yang diperlukan dalam dunia kerja.

Permintaan keterampilan digital, seperti pemahaman tentang teknologi informasi, pemrograman, digital marketing, finance technology (fintech), dan analitika data, meningkat tajam.

Hal ini menuntut HR untuk memastikan bahwa karyawan memiliki keterampilan yang relevan dengan tuntutan pasar yang terus berubah.

HR menghadapi tantangan besar dalam menyesuaikan keterampilan karyawan dengan kebutuhan pasar.

Pelatihan dan pengembangan keterampilan baru sering kali memerlukan waktu dan biaya, sementara kebutuhan pasar mungkin berubah dengan cepat. HR harus bisa menyeimbangkan antara kebutuhan saat ini dan persiapan untuk kebutuhan masa depan.

Untuk mengatasi tantangan ini, HR perlu menginisiasi program pelatihan dan pengembangan yang berkelanjutan.

Investasi dalam pelatihan keterampilan digital dan pengembangan kompetensi baru dapat membantu karyawan tetap relevan dengan perubahan pasar.

Selain itu, HR juga dapat mendorong karyawan untuk terus belajar dan berkembang melalui program mentoring dan kelas online.

Nah, jika diperlukan karyawan baru dengan skill yang dibutuhkan, maka HR bersama Talent Acquisition membuka rekrutmen untuk mencari kandidat terbaik yang akan menempati posisi tersebut.

5. Mengikuti Peraturan dan Hukum yang Berlaku

Mematuhi peraturan ketenagakerjaan merupakan salah satu tanggung jawab utama HR. Namun, peraturan ini sering kali kompleks dan terus berkembang, membuat HR harus selalu up-to-date dengan perubahan yang ada.

Kesalahan dalam memahami atau menerapkan peraturan ini dapat berakibat serius bagi perusahaan, termasuk denda atau tuntutan hukum, dan bahkan rusaknya reputasi perusahaan.

Oleh karena itu, penting bagi HR untuk memastikan bahwa semua praktik ketenagakerjaan sesuai dengan hukum yang berlaku, mulai dari sistem pemberian upah hingga pemutusan hubungan kerja.

Untuk membantu HR dalam mematuhi peraturan ketenagakerjaan, teknologi dapat menjadi solusi yang efektif. Aplikasi payroll, misalnya, memudahkan HR dalam memperbarui dan menyesuaikan perhitungan pajak penghasilan karyawan dengan peraturan pemerintah.

6. Administrasi Gaji dan Tunjangan

Administrasi gaji dan tunjangan merupakan proses yang krusial namun kompleks, terutama jika masih dilakukan secara manual. HR harus memastikan bahwa proses pembayaran gaji karyawan berjalan lancar dan akurat.

Kesalahan dalam administrasi penggajian dapat berdampak negatif pada kepuasan karyawan dan reputasi perusahaan. Karyawan yang menerima gaji yang tidak sesuai mungkin merasa tidak dihargai, yang dapat menurunkan produktivitas/kinerjanya.

Untuk mengatasi kompleksitas dalam administrasi penggajian, perusahaan dapat menggunakan aplikasi seperti Kyrim.

Aplikasi ini membantu mengotomatisasi dan merampingkan proses penggajian dan tunjangan, memastikan bahwa semua perhitungan dilakukan dengan akurat dan sesuai.

Dengan demikian, HR dapat mengurangi risiko kesalahan dan fokus pada tugas-tugas strategis lainnya.

Untuk informasi lebih lengkap mengenai fitur dan bagaimana Kyrim bisa membantu perusahaan mengelola penggajian, pembayaran, dan juga urusan finansial perusahaan lainnya, klik tombol di bawah ini untuk menentukan jadwal demo.

Sahid Sudirman Center Level 23
Jl. Jend. Sudirman Kav 86 Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat
DKI Jakarta

Lisensi

Sertifikasi

Terdaftar di

Asosiasi

PT Kiriman Dana Pandai 2024. All rights reserved