Penyebab Turnover Intentions Tinggi Dan Strategi Yang Efektif untuk Meningkatkan Retensi Karyawan

Penyebab Turnover Intentions Tinggi Dan Strategi Yang Efektif untuk Meningkatkan Retensi Karyawan

Retensi karyawan adalah upaya perusahaan untuk memastikan karyawan tetap bekerja dan berkontribusi secara maksimal, sehingga standar kerja dan produksi tetap terjaga.

Namun, di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, mempertahankan karyawan berbakat dan berpengalaman menjadi tantangan besar. Banyak perusahaan berlomba-lomba menawarkan peluang menarik, membuat karyawan yang memiliki keterampilan berharga lebih sering mendapatkan tawaran menggiurkan dari pesaing.

Tingginya tingkat turnover karyawan tidak hanya membebani perusahaan dengan biaya perekrutan dan pelatihan yang baru, tetapi juga dapat mengganggu stabilitas tim dan menurunkan kinerja perusahaan.

Untuk itu, penting bagi perusahaan untuk merancang strategi yang efektif guna mempertahankan karyawan berkualitas. Sebelum menentukan strategi yang tepat, sangat penting untuk memahami faktor-faktor yang menyebabkan tingginya turnover. Dengan begitu, solusi yang diterapkan bisa lebih tepat sasaran dan efektif, seperti yang akan dibahas lebih lanjut dalam artikel ini.

Faktor-Faktor Penyebab Tingginya Turnover Karyawan

Berikut faktor yang menjadi penyebab mengapa turnover intentions (keinginan karyawan keluar) pada sebuah perusahaan sangat tinggi:

1. Ketidakpuasan dengan Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja yang tidak nyaman, baik dari segi fisik maupun sosial, dapat membuat karyawan merasa tidak betah. Ketidakpuasan ini seringkali terkait dengan kondisi kerja yang kurang mendukung, hubungan antar kolega yang kurang harmonis, atau minimnya perhatian manajemen terhadap kesejahteraan karyawan.

2. Kompensasi dan Benefit yang Tidak Kompetitif

Ketidakpuasan terhadap gaji dan benefit yang diterima sering menjadi alasan utama karyawan mencari peluang kerja lain. Jika karyawan merasa upah yang diterima tidak sebanding dengan beban kerja atau tidak kompetitif dibandingkan perusahaan lain, mereka lebih cenderung untuk resign.

3. Minimnya Peluang Pengembangan Karier

Karyawan yang merasa tidak ada peluang untuk berkembang atau naik jabatan dalam perusahaan cenderung lebih cepat bosan dan mulai mencari kesempatan lain yang menawarkan prospek karir yang lebih baik.

4. Kepemimpinan yang Kurang Efektif

Kepemimpinan yang buruk, seperti kurangnya dukungan atau bimbingan dari atasan, dapat menyebabkan karyawan merasa tidak dihargai atau tidak mendapatkan arahan yang jelas. Hal ini dapat mengurangi motivasi dan meningkatkan keinginan untuk keluar dari perusahaan.

5. Beban Kerja yang Berlebihan

Beban kerja yang terlalu berat atau tidak seimbang dapat menyebabkan stres dan burnout. Karyawan yang merasa terus-menerus terbebani tanpa adanya dukungan atau solusi dari perusahaan cenderung mempertimbangkan untuk mencari pekerjaan yang lebih ringan atau seimbang.

6. Proses Rekrutmen yang Buruk

Menurut netsuite.com, jika banyak karyawan yang meninggalkan perusahaan dalam enam bulan pertama, kemungkinan ada masalah dalam proses rekrutmen dan onboarding. Hal ini biasanya terjadi jika karyawan pindah ke posisi yang sama di perusahaan lain.

LinkedIn, sebuah platform jaringan profesional, menyarankan agar perusahaan selalu jujur tentang budaya kerja selama proses rekrutmen. Dengan cara ini, kandidat akan memiliki ekspektasi yang sesuai dan lebih mungkin merasa puas dan tidak resign terlalu dini setelah mereka bergabung.

Dengan memahami faktor-faktor penyebab turnover, perusahaan dapat merancang strategi yang lebih efektif untuk meningkatkan retensi karyawan, sehingga dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih stabil, produktif, dan memuaskan bagi seluruh karyawannya.

Strategi Inovatif untuk Meningkatkan Retensi Karyawan

Berikut adalah strategi-strategi yang bisa dilakukan perusahaan untuk meningkatkan retensi karyawan:

1. Menganalisis Alasan Karyawan Keluar (Exit Interview)

Melakukan exit interview secara sistematis dapat memberikan wawasan berharga bagi perusahaan tentang alasan di balik keputusan karyawan untuk resign. Informasi yang dikumpulkan dapat digunakan untuk membuat perbaikan yang diperlukan dan menghindari masalah serupa di masa depan.

2. Perhatikan Strategi Perekrutan dan Pentingnya Menyesuaikan dengan Budaya Perusahaan

Memastikan bahwa proses perekrutan memprioritaskan karyawan yang sesuai dengan posisi dan nilai-nilai yang perusahaan junjung. Seleksi yang teliti, yang melibatkan penilaian keterampilan teknis, dapat mengurangi kemungkinan penempatan karyawan yang tidak cocok.

Dengan memilih kandidat yang sesuai dengan nilai-nilai dan tujuan perusahaan, peluang untuk mempertahankan karyawan menjadi lebih besar.

3. Membangun Budaya Kerja yang Positif

Menciptakan lingkungan kerja yang mendukung dan positif di mana karyawan merasa dihargai dan didengarkan. Budaya kerja yang inklusif dan kolaboratif dapat meningkatkan rasa memiliki dan loyalitas karyawan terhadap perusahaan.

4. Kompensasi yang Kompetitif dan Benefit yang Menarik

Menawarkan gaji yang kompetitif dan sesuai dengan kontribusi karyawan adalah dasar dari strategi retensi yang sukses. Karyawan yang merasa bahwa gaji mereka mencerminkan nilai dan usahanya akan merasa lebih dihargai dan termotivasi untuk tetap bekerja di perusahaan.

Selain gaji, manfaat kesejahteraan seperti asuransi kesehatan, cuti, dan dukungan layanan kesehatan merupakan faktor penting dalam retensi karyawan. Program kesejahteraan yang holistik, termasuk fasilitas kesehatan dan dukungan untuk kesejahteraan mental, dapat meningkatkan kepuasan karyawan dan membuat mereka merasa diperhatikan dan dihargai.

5. Menyediakan Jalur Pengembangan Karier yang Jelas

Menawarkan program pengembangan karier dan kesempatan untuk promosi internal. Karyawan yang melihat adanya prospek karir yang jelas di perusahaan cenderung lebih termotivasi untuk bertahan dan berkontribusi lebih.

6. Fleksibilitas Tempat Kerja

Memberikan opsi bagi karyawan untuk bekerja secara hybrid, antara kantor dan rumah, dapat meningkatkan kepuasan kerja.

Fleksibilitas dalam tempat kerja memungkinkan karyawan untuk menyesuaikan pekerjaan dengan lifestyle-nya, yang dapat mengurangi tingkat stres dan meningkatkan produktivitas.

Ketika karyawan merasa mereka memiliki kontrol lebih besar atas tempat dan cara mereka bekerja, mereka cenderung lebih puas dan enggan meninggalkan perusahaan.

Dengan menawarkan fleksibilitas ini, perusahaan menunjukkan perhatian terhadap kebutuhan pribadi karyawan, yang pada gilirannya memperkuat loyalitas dan mengurangi kemungkinan turnover.

7. Menyeimbangkan Beban Kerja sehingga Tercipta Work-Life Balance

Menyediakan cuti tahunan, cuti keluarga, dan opsi cuti panjang untuk momen penting dalam hidup dapat membantu karyawan mencapai keseimbangan yang sehat antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Dukungan terhadap kebutuhan pribadi karyawan menunjukkan bahwa perusahaan menghargai kesejahteraannya dan berkomitmen untuk mendukung work-life balance yang baik.

Strategi untuk mencegah burnout termasuk mendorong karyawan untuk memanfaatkan cuti yang telah dialokasikan. Perusahaan juga dapat menerapkan program kesehatan dan kebugaran untuk mendukung kesejahteraan fisik dan mentalnya, sehingga mengurangi risiko turnover karena alasan kesehatan.

8. Program Employee Wellness dan Welfare

Program employee wellness membantu karyawan menjaga kesehatan fisik dan mental. Inisiatif seperti gym di tempat kerja, konseling kesehatan mental, dan program kebugaran dapat meningkatkan kepuasan dan produktivitas karyawan. Kesejahteraan yang terjaga juga berkontribusi pada peningkatan retensi.

Dukungan kesejahteraan finansial, seperti layanan kredit dari perusahaan atau bantuan untuk manajemen keuangan pribadi, juga penting. Program-program ini dapat membantu karyawan merasa lebih aman secara finansial, yang berkontribusi pada kepuasan dan loyalitas mereka terhadap perusahaan.

9. Pelatihan dan Pengembangan Keterampilan

Memberikan kesempatan untuk pelatihan dan pengembangan keterampilan merupakan salah satu cara efektif untuk meningkatkan retensi. Karyawan yang merasa bahwa mereka memiliki peluang untuk berkembang dan belajar hal baru akan lebih terikat dengan perusahaan.

Dengan menerapkan strategi-strategi inovatif ini, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang mendukung dan memotivasi karyawan untuk tetap berkomitmen dan berkontribusi secara maksimal pada tempat dimana mereka bekerja.

Fokus dari strategi retensi karyawan ini adalah mencari hal yang membuat karyawan bertahan di perusahaan tempat mereka bekerja.

Bahkan, terkadang masalah kecil seperti keterlambatan payroll atau proses reimbursement yang tidak transparan dapat membuat karyawan merasa kurang dihargai dan akhirnya memutuskan untuk pergi.

Nah, kamu bisa menghilangkan kekhawatiran itu dan menghadirkan solusi yang sederhana dan efektif. Kyrim menawarkan cara untuk mengelola payroll dan reimbursement dengan mudah, sehingga kamu dapat lebih fokus pada strategi-strategi retensi lainnya yang sudah dijelaskan di atas.

Sahid Sudirman Center Level 23
Jl. Jend. Sudirman Kav 86 Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat
DKI Jakarta

Lisensi

Sertifikasi

Terdaftar di

Asosiasi

PT Kiriman Dana Pandai 2024. All rights reserved