Kyrim - Biaya Tetap dan Variabel Cara Menghitung dan Strategi Pengelolaannya

Biaya Tetap dan Variabel: Cara Menghitung dan Strategi Pengelolaannya

Saat menjalankan bisnis dibutuhkan pengetahuan mengenai jenis-jenis biaya operasional yang bakal dikeluarkan. Dua jenis biaya yang wajib diketahui oleh pelaku bisnis adalah biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost).

Membedakan biaya tetap dan biaya variabel ini dapat membantu perusahaan dalam membuat dan mengelola anggaran. Dengan mengetahui biaya mana yang stabil dan mana yang berubah-ubah, perusahaan dapat dengan lebih mudah menyesuaikan pengeluarannya dengan pendapatan yang diterima.

Selain itu, dengan memahami kedua jenis biaya ini dapat membantu perusahaan dalam menentukan harga sebuah produk yang dijualnya agar diterima oleh pasar.

Nah, artikel ini akan membahas lebih jauh tentang definisi, jenis, dan contoh biaya tetap dan biaya variabel, perbedaannya, hingga cara menghitung dan strategi pengelolaannya.

Pengertian Biaya Tetap dan Biaya Variabel

1. Pengertian dan Jenis Biaya Tetap

Biaya tetap adalah jenis pengeluaran yang jumlahnya tidak berubah, terlepas dari tingkat produksi atau penjualan perusahaan.

Dengan kata lain, biaya ini tetap harus dibayarkan oleh perusahaan meskipun tidak ada aktivitas produksi atau penjualan.

Biaya tetap umumnya bersifat independen terhadap aktivitas operasional perusahaan dan menjadi bagian penting dalam menjaga kelangsungan operasional bisnis.

Biaya tetap dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

a. Discretionary Fixed Cost

Biaya tetap yang bersifat diskresioner meliputi pengeluaran yang dapat dikurangi atau bahkan dieliminasi tanpa mempengaruhi langsung kapasitas perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.

Contoh dari biaya ini termasuk biaya pelatihan karyawan, anggaran pemasaran, atau program pengembangan sumber daya manusia.

Pengurangan biaya-biaya ini seringkali dilakukan ketika perusahaan perlu mengoptimalkan anggaran atau dalam situasi keuangan yang kurang stabil.

b. Committed Fixed Cost

Committed fixed cost ini mencakup pengeluaran yang tidak dapat dihindari dan harus selalu dikeluarkan untuk memastikan kelangsungan operasi bisnis.

Sebagai contoh biaya yang termasuk committed fixed cost ini adalah sewa gedung dan biaya penyusutan aset. Walaupun perusahaan menghadapi kesulitan finansial, biaya ini tetap harus dibayar untuk menjaga operasi perusahaan agar tetap berjalan.

2. Pengertian dan Jenis Biaya Variabel

Biaya variabel adalah pengeluaran yang jumlahnya berubah sesuai dengan tingkat produksi atau penjualan perusahaan. Biaya ini meningkat seiring dengan meningkatnya produksi dan menurun jika produksi berkurang.

Karena sifatnya yang fleksibel, biaya variabel memberikan perusahaan kemampuan untuk menyesuaikan pengeluaran dengan kebutuhan operasional.

Adapun jenis biaya variabel adalah sebagai berikut:

a. Variable Overhead Cost

Biaya overhead variabel adalah biaya yang berubah-ubah tergantung pada aktivitas produksi.

Contoh yang lebih akurat dari biaya overhead variabel adalah biaya utilitas seperti listrik dan gas yang digunakan dalam proses produksi, yang jumlahnya meningkat seiring dengan peningkatan aktivitas produksi dan menurun ketika produksi berkurang.

Biaya ini langsung terkait dengan intensitas operasi dan volume produksi.

b. Semi Variable Cost

Biaya semi variabel adalah biaya yang menggabungkan elemen tetap dan variabel. Biaya ini memiliki bagian yang tetap, tidak berubah terlepas dari volume aktivitas, dan bagian yang variabel, yang berfluktuasi sesuai dengan level produksi atau aktivitas.

Contohnya adalah biaya tenaga kerja yang mungkin mencakup upah dasar yang tetap untuk karyawan ditambah lembur yang variabel berdasarkan jam kerja yang melebihi normal.

c. Direct Cost

Biaya langsung adalah biaya yang terkait secara langsung dengan produksi barang atau jasa.

Biaya ini termasuk biaya bahan baku dan bahan bakar, yang fluktuasi jumlahnya langsung dipengaruhi oleh volume produksi.

Pengelolaan yang cermat terhadap biaya langsung ini penting untuk dilakukan guna mempertahankan efisiensi biaya dalam produksi.

Mengapa Memahami Biaya Tetap dan Variabel Itu Penting?

Berikut adalah beberapa alasan mengapa memahami biaya tetap dan variabel itu penting:

1. Dapat Membantu Perusahaan Menentukan Harga Produk atau Jasa

Menentukan harga produk atau jasa bukanlah hal yang sederhana. Dalam proses ini, biaya variabel sering menjadi dasar utama, karena biaya ini berkaitan langsung dengan produksi setiap unit barang atau jasa.

Namun, biaya tetap juga perlu dipertimbangkan untuk memastikan total pendapatan dapat menutupi semua pengeluaran.

Dengan memperhitungkan dua komponen biaya ini, perusahaan dapat menetapkan harga yang kompetitif di pasar.

2. Membantu Menganalisis Titik Impas (Break-Even Analysis)

Analisis ini digunakan untuk menentukan jumlah minimum produk yang harus dijual agar pendapatan paling tidak mencapai total pengeluaran.

Biaya tetap memberikan gambaran tentang jumlah pengeluaran minimum yang harus dipenuhi, sedangkan biaya variabel membantu dalam menghitung biaya produksi per unit.

Berdasarkan analisis ini, perusahaan dapat merencanakan target produksi dan strategi pemasaran yang efektif untuk setidaknya mencapai titik impas atau break-even point.

3. Membantu Optimalisasi Keputusan Operasional

Dalam situasi tertentu, seperti menghadapi tekanan keuangan atau kondisi pasar yang sulit, perusahaan perlu membuat keputusan strategis untuk mengelola biaya.

Misalnya, mengurangi biaya variabel dapat dilakukan dengan meningkatkan efisiensi produksi, sementara biaya tetap dapat diminimalkan melalui renegosiasi kontrak sewa atau pengelolaan aset yang lebih baik.

4. Mengelola Risiko dan Menghadapi Perubahan Pasar

Perusahaan yang memahami proporsi biaya tetap dan variabel dalam struktur keuangannya akan lebih siap dalam menghadapi risiko. Perusahaan dapat mengidentifikasi area di mana biaya variabel dapat ditekan untuk mengimbangi tekanan dari biaya tetap.

6 Perbedaan Biaya Tetap dan Biaya Variabel

Berikut ini adalah beberapa perbedaan utama antara biaya tetap dan biaya variabel berdasarkan berbagai aspek:

1. Dari Segi Waktu Terjadi

Biaya tetap dikeluarkan dalam rentang waktu yang lebih panjang dan bersifat teratur, seperti bulanan atau tahunan.

Sebagai contoh, sewa gedung yang dibayarkan setiap bulan atau premi asuransi yang diperbarui setiap tahun.

Di sisi lain, biaya variabel cenderung dikeluarkan dalam rentang waktu yang lebih pendek, seperti harian atau mingguan, tergantung pada aktivitas produksi.

Misalnya, pembelian bahan baku dilakukan setiap kali ada pesanan produksi.

2. Dari Segi Nominal Pembayaran

Nominal biaya tetap biasanya lebih besar dibandingkan dengan biaya variabel. Meskipun demikian, jumlah biaya tetap ini tidak terpengaruh besarannya meskipun ada fluktuasi dalam aktivitas produksi.

Sebaliknya, biaya variabel cenderung memiliki nominal yang lebih kecil, tetapi sifatnya fluktuatif, bergantung pada volume produksi atau penjualan.

Hal ini memberikan fleksibilitas bagi perusahaan untuk menyesuaikan biaya variabel sesuai kondisi keuangannya.

3. Dari Segi Hubungan dengan Produksi

Biaya tetap tidak berkaitan langsung dengan proses produksi. Sebagai contoh, biaya sewa gedung tetap harus dibayarkan meskipun perusahaan tidak memproduksi apa pun.

Sebaliknya, biaya variabel sangat erat kaitannya dengan produksi, di mana biaya ini meningkat seiring dengan peningkatan aktivitas produksi dan menurun jika produksi berkurang.

4. Dari Segi Pencatatan Akuntansi

Biaya tetap dilaporkan dengan frekuensi yang lebih jarang, seperti bulanan atau tahunan, karena sifatnya yang tidak sering berubah.

Berbeda dengan biaya tetap, biaya variabel biasanya dilaporkan lebih sering, seperti harian atau mingguan, karena biaya ini fluktuatif dan mengikuti perubahan dalam aktivitas operasional perusahaan.

5. Dari Segi Penentuan Harga Produk Barang/Jasa yang Dijual

Biaya tetap jarang digunakan sebagai dasar dalam menentukan harga produk. Hal ini karena sifatnya yang tidak berubah meskipun jumlah produksi meningkat.

Namun, biaya tetap tetap menjadi bagian penting dalam menghitung total biaya operasional perusahaan.

Sebaliknya, biaya variabel sering digunakan sebagai dasar untuk menentukan harga produk, karena biaya ini memengaruhi langsung biaya produksi per unit barang atau jasa.

6. Dari Segi Fleksibilitas

Biaya tetap kurang fleksibel karena harus tetap dikeluarkan terlepas dari kondisi keuangan atau operasional perusahaan.

Sebaliknya, biaya variabel lebih fleksibel karena perusahaan dapat mengurangi atau menyesuaikannya sesuai dengan kebutuhan produksi atau strategi bisnis yang diterapkan.

Rumus dan Contoh Perhitungan Biaya

Berikut adalah rumus serta contoh perhitungan biaya tetap dan biaya variabel berdasarkan situasi bisnis yang relevan.

1. Rumus Biaya Tetap (Fixed Cost)

Rumus Biaya Tetap:

Fixed Cost (FC) = Total Cost (TC) – (Unit Variable Cost (UVC) × Quantity)

Contoh Perhitungan Biaya Tetap:

Pabrik kue “Sweet Delight” sedang merencanakan ekspansi kapasitas produksi mereka. Sebelum mengambil keputusan, manajemen ingin memahami dengan jelas struktur biaya tetap mereka agar dapat membuat rencana anggaran yang efektif dan strategi bisnis yang tepat. Pada bulan Januari 2025, total biaya operasional pabrik tercatat sebesar Rp100 juta, dengan biaya variabel per unit kue sebesar Rp10.000, dan jumlah kue yang diproduksi sebanyak 8.000 unit.

Manajemen menghitung biaya tetap menggunakan rumus:

Fixed Cost (FC)=Total Cost (TC)−(Unit Variable Cost (UVC)×Quantity)

Dari perhitungan:

FC = Rp100.000.000 − (Rp10.000×8.000)
FC = Rp100.000.000 − Rp80.000.000 = Rp20.000.000

Setelah mengetahui bahwa biaya tetap pabrik adalah Rp20 juta, manajemen menggunakan informasi ini untuk melakukan evaluasi efisiensi produksi.

Misalnya, jika kapasitas produksi pabrik memungkinkan produksi hingga 10.000 unit, memproduksi hanya 8.000 unit berarti kapasitas tersebut tidak dimanfaatkan sepenuhnya.

Dengan memproduksi lebih banyak unit, biaya tetap per unit akan menurun, sehingga efisiensi biaya meningkat.

2. Rumus Biaya Variabel (Variable Cost)

Rumus Biaya Variabel:

Variable Cost (VC) = (Total Cost (TC) – Fixed Cost (FC)) / Quantity

Contoh Perhitungan Biaya Variabel:

Perusahaan Manufaktur ABC memproduksi furniture untuk pelanggannya. Pada Januari 2025, total biaya produksi yang dikeluarkan adalah Rp200 juta, dengan biaya tetap sebesar Rp120 juta. Perusahaan memproduksi 1.600 unit furniture. Berapa biaya variabel per unit produk?

Penyelesaian:

Diketahui:

  • Total Cost (TC) = Rp200.000.000
  • Fixed Cost (FC) = Rp120.000.000
  • Quantity = 1.600

Hitung Biaya Variabel per Unit:

VC = (TC – FC) / Quantity
VC = (Rp200.000.000 – Rp120.000.000) / 1.600
VC = Rp80.000.000 / 1.600
VC = Rp50.000

Biaya variabel per unit furniture adalah Rp50.000.

Dengan mengetahui biaya variabel per unit ini, perusahaan dapat menetapkan harga jualnya. Misalnya, dengan biaya variabel per unit adalah Rp50.000 dan perusahaan ingin memperoleh margin keuntungan sebesar Rp20.000 per unit, maka harga jual minimum yang harus ditetapkan adalah Rp70.000.

Strategi Mengelola Biaya Tetap dan Biaya Variabel

Berikut adalah beberapa strategi efektif untuk mengelola biaya tetap dan variabel:

1. Optimalisasi Pemanfaatan Aset

Memaksimalkan penggunaan aset yang dimiliki dapat membantu mengurangi biaya operasional. Misalnya, perusahaan dapat menyewakan ruang kantor atau fasilitas produksi yang tidak terpakai kepada pihak ketiga.

Selain itu, memanfaatkan fasilitas produksi di luar jam kerja reguler untuk proyek tambahan memungkinkan aset yang ada digunakan secara maksimal tanpa perlu investasi tambahan.

2. Renegosiasi Kontrak dengan Pemasok dan Penyedia Layanan

Melakukan renegosiasi kontrak dapat memberikan penghematan baik pada biaya tetap maupun variabel.

Perusahaan dapat meminta potongan harga atau memperpanjang periode pembayaran dari penyedia layanan seperti sewa, asuransi, atau kontrak layanan lainnya.

3. Automasi dan Adopsi Teknologi

Menggunakan teknologi untuk menggantikan proses manual dapat mengurangi kebutuhan tenaga kerja tetap dan meningkatkan efisiensi operasional.

Contohnya, mengimplementasikan dan mengadopsi solusi digital seperti platform spend management – Kyrim-, membantu mengurangi biaya operasional dan variabel yang berkaitan dengan proses manual.

4. Evaluasi dan Pengurangan Biaya Tidak Esensial

Mengidentifikasi dan mengurangi biaya yang tidak memberikan nilai langsung terhadap operasional dan laba dapat menghemat pengeluaran.

Perusahaan dapat mengurangi anggaran pelatihan yang tidak mendesak atau mengalihkan langganan layanan yang jarang digunakan ke solusi yang lebih murah.

5. Penerapan Kebijakan Just-In-Time (JIT)

Kebijakan Just-In-Time membantu mengurangi biaya penyimpanan dan pemborosan bahan baku dengan memproduksi barang hanya saat dibutuhkan.

Contohnya, perusahaan dapat memesan bahan baku sesuai pesanan pelanggan, sehingga mengurangi biaya penyimpanan dan menghindari pemborosan.

Selain itu, menyesuaikan tingkat produksi dengan permintaan pasar memungkinkan penggunaan sumber daya yang optimal dan penekanan biaya variabel.

Sahid Sudirman Center Level 23
Jl. Jend. Sudirman Kav 86 Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat
DKI Jakarta

Lisensi

Sertifikasi

Terdaftar di

Asosiasi

PT Kiriman Dana Pandai 2024. All rights reserved